Tata Bahasa Mandar
 9794591971

Citation preview

H A [) I A

H.

PUSAT PEMBINt\MJ D!\.N PECGEMBANGAN BAHASA

TIDAK DIPERDAGANGKAN UNTUK UMUM

Tata Bahasa Mandar Abdul Muthalib

Muhammad. Sikki

Adnan Usmar

J.s.Sande

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Jakarta

1992

jii

ISBN 979 459 197 1

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Sebagian atau seluruh isi buku ini dilarang diperbanyak dalam bentuk apapun tanpa izii:I tertulis dari penerb it, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperlu­ an penulisan artikel atau karangan ilmiah. Staf Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jakarta: Dr. Hans Lapoliwa, M.Phil (Pemimpin Proyek), Drs. k. Biskoyo (Sekretaris), A. Rackman Idris (Bendaharawan), Drs. M. Syafei Zein, Nasim, dan Hartatik (Stat), Pewajah Kulit: K. Biskoyo iv

KATAPENGANTAR Masalah bahasa dan sastra di Indonesia. mencakup tiga masalah pokok, . yaitu masalah bahasa nasional, bahasa daerah, dan, bahasa asing. Ketiga masalah pokok itu perlu digarap dengan sungguh-sungguh dan berencana dalam rangka pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Pembina an bahasa ditujukan kepada. peningkatan mutu pemakaian· bahasa indonesia dengan baik danpengembangan babasa itu ditujukan pada pelengkapan bahasa Indonesia sebagai· sarana komunikasi nasional dan sebagai wl!hana pengungkap berbagai aspek k!,:hidupan"sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pencapaian tujuan itu dilakukan m~laluipenelitian banasa· dan sastra dalam berbagai aspeknya baik bahasa Indonesia, batiasa daerah maupun bahasa asing; dan peningkatan mutu pemakaian bahasa Indonesia dilakukan melalui penyuluhan tentang penggunaan bahasa Indonesia dengan baik .dan benar dalam masyarakat serta penyebarluasan berbagai buku· pedoman dan hasil penelitian: Sejak tahun 1974 penelitian bahasa dan sastra, bail\ Indonesia, daerah maupun asing ditangani oleh Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang berkedudukan di Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Pada tahun 1976 perianganan penelitian bahasa dan sastra telah diperlilas ke sepuluh Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra yang berkedudukan di (1) Daerah Istimewa Aceh,(2) Sumatra Barat, (3) Sumatra Selatan, (4) Jawa Barat, (5) Daerah Istimewa Yogyakarta, (6) Jawa Timur, (7) Kalimantan Selatan, (8) Sulawesi Utara, (9) Sulawesi Selatan, dan (10) Ball. Pada tahun 1979 penanganan penelitian bahasa dan sastra diperll,las lagi dengan 2 Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra yang berkedudukan di (11) Sumatra Utara, (12) Kalimantan Barat, dan tahun 1980 diperluas ke tiga propinsi, yaitu (13) Riau, (14) Sulawesi Tengah, dan v

(15) Maluku. Tiga tahun kemudian (1983), penanganan penelitian bahasa dan sastra diperluas 1agi ke lima Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra yang berkedudukan di (16) Lampung, (I 7) Jawa Tengah, (18) Kalimantan ~engah; (19) Nusa Tenggara Timur, dan (20) Irian Jaya, Dengan demikian, ada 21 Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra, termasuk proyek penelitian yang ber­ kedudukan di DK! Jakarta. Tahun1990/1991 pengelolaan proyek ini hanya terdapat di (1) DKI Jakarta, (2) Sumatra Barat, (3) Daerah Istimewa Yogya­ karta, (4) Bali, (5) Sulawesi Selatan, dan (6) Kalimantan Selatan~ Sejak tahun 1987 Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra tidak hanya menangani penelitian bahasa d~n sastra, tetapi juga menangani upaya peI . ningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia dengan bail< dan benar melalui penataran penyuluhan bahasa Indonesia yang ditujukan kepada para pegawai, baik di lingkungan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan maupun Kantor Wilayah Departemen lain dan Pemerintah Daerah serta instansi lain yang berkaitan. Selain kegia tan penelitian dan penyuluhan, Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra juga menc~tak dan menyebarluaskan hasH penelitian bahasa dan' sastra serta hasil penyusunan bliku acuan yang dapat digunakan sebagai saran a kerja dan acuan bagi mahasiswa, dosen, guru, peneliti, pakar berbagai bidang ilmu, dan rriasyarakat umuin. . Buku Tata Bahasa Mandar ini merupakan salah satu hasil Proyek PenelitianBahasa dan Sastra Indbnesia dan Daerah Sulawesi Selatan tahun 1989 yang pelaksanaannya diperc~yakan kepada tim peneliti dari Ujung Pandang. Dntuk itu, kami ingin menyatakan penghargaan dan 'ucapan terima kasih kepada Pemimpin Proyek PenelitianBahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sulawesi Selatan tahun 19'89 beserta stafnya, dan par~ pi;meliti, yajtu Abdul Muthalib, MuhammadSikkil Adnan Usmar, J.S. Sande. Penghargaan dan ucapan t~rima kasjh juga kaml sampaikan kepada Dr. Hans Lapoliwa, M.Pbi!., Pemfrnpin Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jakarta tahlfn 1991/1992; Drs. K. Biskoyo, Sekretaris; A. Rachman Mris, Bendaharawan;'Drs. M. Syafei Zein, Nasim serta Hartatik (Sta£) yang telah mengelola penerbitan buku ini. Pernyataan terima kasih juga k~i sampaikan kepada Lukm~n Hakim penyunting naskah buku ini. Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembartgan Bah~sa

Jakarta, Desember 19511

Lukman Ali

vi

UCAPAN TERIMA KASrn Syukur alhamdulillah, setelah kurang lebih sembilan bulan para anggo~a tim penyusun bekerja dengan tekun, akhirnya naskah tata bahasaMandar ini berhasil diselesaikan dengan bailerbagai segi, mengenai penurunan kata pada umumnya, marilah kita bahas proses penurtmaI1 nomina itu sendiri. Proses penurunan nominadapat dikelompokkansebagai berikut. 1. ' Nomina dengan aflkspe--. dan pe-ang; 2. Nomina dengan afiks pa'- dan pa-ang,' 3. . Nomina dengan afiks po- dan po-ang; 4. Nomina dengan konfiks a:"'ang; , ' 5. Nomina dengan sufiks -ang.

Marllah kita bahaskelompok nomina itu satu persatu.

4.2.2.1

.

Kelompok Nomina dengan Preftks pe­ ..

Nomina yangditurunkan dengan penambahan prefikS pe- hanya berupa. dasar verba dengan makria 'alat' yang dinyatakan dalambentukdasar. Perhati­ kanlah contoh di bawah ini.

petuyuk

'pengikat'+-- pe- + tuyuk

'ikat'

88

pekaiq

;p.engait'

pebull({

'petllikuI' .

. pesauq pegriru 4.2.2.2

pe-

+--

pe- + bulle pe..:.. . + sauq

'timba'

pe- + gam

'menyera:k-nyerak'

... + - ­

'tirhba' 'penggaru'

+

+--

+--

kaiq

'kaH' 'pikl.ll'

KeiompokNomina ciengan AiIks pe-ang

Notllinli! tur.unan dengan pe-:-ang dapat berupa verba atau nOIl}ina makna 'Iok!J,siatau' ~empat'. b~lampeinberitukannomina tumnan dengan afiks pe..,...ang ini. terdapattiga proSes fonologis, yaitu gerninasi, nasalisasi, dan penghilangan fonem.. . . Untuk geminasi dan nasalisasi terjadi pacta fonem awal bentukdasar. Ketentuannya sarna seperti yang berlakupadaprefiks pa-(4;2.23}: Sedang­ kan pelepasan' fonem terjildi padaposisi akhir bentu:kdasar.Fonem yang dihilangkan itu ialah fonem:konsonan glotal/q/. Perhatikan eontoh di bawah ini.

toying 'ayun'

tekeq 'panjat': .

daiq 'naik'

4.2:2.3

{ Jl

metoQyang } 'berayun' .

toyangang 'ayunkan'

~ftwq

'memanjat'

fekeang. .

{

'panja~kan'

menddiq 'naik' pendaiq 'naiklah'

t

.

pettoyangang 'tempat berayun' ,

.

.

.

jJettekeang 'temPi:ltmemanjat'. '

'.

_

}

:~. ".'

pendaiang . 'temp at naik' .

KelompokNomioa dengan Prefikspa-

Dasar yang dipakai untuk membentuknomina dengan afiks pa- dapat berupa verba atau nomina dengan makna'pelaku atau pemeran'. Nomina turunan ini dapat terjadi dua proses asimilasi yang dilarnbangkan dengan paG- dan nasalisasi yang dilambangkan dengan paN-. Korisonan nasal/N/ memjmnyai aJofon:~alofon [it, m, 9" dan ~] bergan,tung pada Eonem asal kata dasar. Dengan fonem awal/d/ muneul alofon [n],derigan fonem awal [b 1 ,muneul alofon [m] dengl;ln fonem awal /g/ muneul alofon [lJ], .dan

89

dengan fonem awal/j(munculru.ofon [ii] ... Untuk dasar kata yang berawal fonem selain fonem Id/, Ib/, Ig/, dan Ijl terjadi proses geminasi.Perhatikan contoh berikut. a. paccorok 'pencuri'

pettudaq ~penanam'

pakkaro.

'penggali'

passaZle

'pengganti'

pakkacaping

'pemain kecapi' b. pambeso 'penarik'

panggaragaji

'penggergaji'

panjanno

'penggoreng'

+:-- paG-

-

+ coroq

'curi'

.paG- + tudaq

~

..

paG~

'tanam'

+ karo

'gall'

paG- + salle

'ganti'

paG- + kacaping·.

:kecapi'

paN- + beso

'tarik'

paG- + garagaji

'gergaji'

paN- + janno

'goreng'

Daiam bahasa Man.dar juga dikenal prefiks rangkap atau penggabungan beberapa buah prefiks, yaitu prefiks pa- dengan pe- menjadi pappe- dan prefiks pa:-. dengan. pa~. menjadi pappa-. Kedua prefiks rangkap terse but berfungsi sebagai pembentuknoII)jna. Perhatikancontoh berikut. a. Pappe­ pappebengang pappe- + benangang 'pemberian' 'heri' pappeba/i

'jawaban' papperannu

'pengharapan'

-

pappe-

+ bali 'jawab'

pappe-

+ rannu 'harapan'

b. pappa­ pappaiambiq pappa- + Zambiq 'penyampaian, undangan' 'sampai' pappasannang

'penghibur'

pappa~

+ sannang 'senang'

90

papparapeq

pappa-

-

+ rapeq " "

'pelapor' 4.2.2.4

'tapat'

Kelompok Nomina dengan Aftks pa-ang

Das~ yang dipakai untuk membentuk nO~1l dengan atll''4>

......

menandai hubungan penambahan menandai hubungan pernilihan menandai hubungari perlawanan

157

Konjungsi koordinatif agak berbeda derigan konjungsi lain'karena kon· jungsi itu. di samping menghubungkan klausa. juga dapat.menghubungkan kala. Meskipun demikian, frasa yangdihasilkan bukanlah frasa preposisisi· onal. Perha.likan yang berikut. . comoh . ".'

'-+biasai mamanaD annab}Il,Siltoi ,·'b'iasanyai:t'-inencuri dan' biasa juga ia 4itarokkung , dipenjarakan', , , 4, biasa Il!encuri, dania biasa jugadipendajarakan. anna, ~ ',rommoana (lnna tobJ~z~ n.zdqiama'nasaizgi. '" . 'kki.1aki, dan perempuanbekeIja semua ia' 'dari. , Laki·laki d,Clnperempuan bekeIja' ~~uanya. -+Tedong atau saring napake mandaqala ga/Yng.. atau 'kerbau atau sapi dipakai membajak sawah' 'atau' 'kerbauatau sapi dip3ka(membaj~k sa~ah. . -+ Jqo ndmambayari atau yau ·namambayari atau " 'ka:n~u akan. membayarnya aiau saya'akan metnbayanlya. 'atau' Karim yang membayarnya atau saya yang 'me:inbayarnya, tapiq ,-+ . ,Pabotor ,tongani I Kacoq, tripiq andiang i maccoroq. " 'penjudi ,betul ia si Kacoq ,tetapi, tidal< ia m~ncuri' 'tetap.!' ,.~e~ulKacoqpenjudi, tetaptia tidak pernah menGuri., -+Mfiioangi diqe boyange, tapiq sarupuq i tapiq 'luasia mi' rumah tetapi kotor ia'

'tetapi' Runiah im luas, tetapi kotor.

.fqierntmai .di Makka,naitia andiangpai massambayang, naitiq -+ ;datang sudah ia di Mekahtetapf belum ia bersembahyang' 'tetapi' . Ia ,sudahdatang dad Mekah, tetapi ia belum melaksanakan , sembahyang." " ' " " Malolo~diqeiiiiaqe naltia masuliq i. naitia 'bagus ia ini sarung tetapi mahalia'

'tetapi'" Saruilg inibagus, tetapi mahal..

';. ;.: }-'.

(12) anna 'dan'

C'

(13)

(14)

(15)

(l6)

(l7)

(18)

(19)

'.,

~",;'

7.2.2.2 Konjungsi Subordinatii· Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan· dua klausa atau lebih dan klausa itu tidakmen:riliki status sintektisyang sarna. Salah satu dari' klausa itu merupakan anak kalimat dari kalimat induknya, Jika dilihat dari perilakusintaktls d~n sernantisnya, konjungsi subordinatif dapat dibagi menjadi delapan kelompok kecil.Berikutadalah;kelompok· kelompok konjungsi subordinatif.

158

:. sukaq 'sejak' tappana . 'sesudah,setelah' .(ambiq!angga 'sampai, hingga' watunna '(cetika, sewaktu' mananya 'sementara" 'kalau,jika' mWiq . 2. Konjungsi Subordi.ruitif Syarat

.'asal (kan)'

.:assal

1.

Kongjungsi SubordinatifWaktu . "

.

.

3. Konjungsi Subordinatif Pengandaian .

.tennaq."seandainya' cabanna 'sekiranya' .

4. Konj ungsi SuborcIiInatif TujU,aft. •. baraq

anna

'supaya, agar' 'agarsupaya'

S. Konjungsi Subordinatif, ' . Nonsesif .

mau

'walaupun, biarpun'

6.' Konjungsi Subord~atif Pemh;ipan: rarang

silteng

7. KOnj)lngsi Subordinatif Penyehil!:lan

karana

i (sabaq!nasabaq '.' aqak anna na

8. Konjungsi Subordinatif Pengakibatan

9. Konjungsi SuborOinatif

, 'seperti', sebagai'

'laksana'

'karena' 'sebab;

'karena'

'sehingga, mw'

'sehingga'

sangadinna'kecuali'

Pengecualian

'Sepetti haIn),a' derigankelompok konjungsi kodrdiIiatif,dalam kelompok . subordinatifada pula anggota'yang tennasuk dalam kelompok preposisi. Kata seperti tappana'setelah' dapatdiikuti oIeh klausa tetapi dapat pula diikuti oleh kata. Dalam hal yang pertama kata itil bertindak sebagai kon­ jungsi, daIam hal yang kedua sebagai preposisi. 'Bandingkan kalimat (20) dan • . ' . (21) yang berikut.

pole dim 'tidak lagipemah datangdi sini

(20) Andiammi rna

i Kaeoq si Kac.ok ,

tappana karambo boyanna.

.' '.

.

setelah jauh " rumahnya' , '.

Kacok tidak pemah lagi datang ke sini setelah rumahnya Huh.

(21) Tappana bassu, 'rneqesami . umma.n,ie; 'setelah kenyangbethentilahia makan , Setelah kenyang, berhentilah ~a makan.

159

Berikut adalah contoh keloVlpok k9njl!ngsi subordinp.tif 4engancqn­ tohnya masing-masing. ,

Sukaq polena mekkara narru~i. 'sejak datangnya duduk terns la'

Sejak datang, ia duduk terus.

(23) tappana 'setelah'

~

Tappana mate kinddqna ttndiammi dissang 'setelah meninggal ibunya tidak lagi diketahui lambana, 'I Kacoq. perginyasi Kacok'

~telah ibunya meninggal, tidak diketahui lagi ke mana

KaQok pergi.

(24) angga 'hingga'

~

Ueppei , diteqe lambiq madondong.

'kutunggu dia sekarang hingga besok'

Ia kutunggu sekaiangsampai besok.

(25) wattunna ~ 'ketika'

Wattuna' keccuq duana diqa nanaekea, yau 'ketika kecil masih itu anak itu saya , mappiarai. .,' memeliharanya' , ,', ' ,Ketika anak itu masm kecil, saya yang memeliharanya.

'marrau, tappasumangiq bainena. (26) mamanyai ~ Mamanyai 'sementara' :~mentl!Ia ia berbicara, tiba-tib;;tmenangis istrinya'

Serpentara ia berbicara, tiba-tiba istrinya menangis.

(27) muaq 'kalau' (28) assaI 'asal'

~

~

(29) tennaq :seandainya'

~

Piasai ,mongeq muaq missung bongi. 'biasa ia sakit "kalau keluarmalam'

Ia biasatlyasakit kalau keluar malam.

Mesama' mubenganaq assai maeoa. 'satusaja kau" berikan saya asalbagus' , Sa,t).l saja kamu becikansayaasalbagus. Masaem~q

daiq dt Mekka tennaq sugiqdaq. 'sudallliuna saya naik di Mekah seandainya kaya saya' , Sudah lama saya naik haji ke Mekah sekiranya saya kaya.

bandi cobanna ',' mupinoalii.

(30) cobanna ~ Pole 'sekiranya' , 'datang, juga ia seandainya kaupanggi! ia'

la datangjugasekiranya engkau memanggilnya.

(31) baraq 'supaya'

~

Pasiaqo peqruru baraq 'mararangoq. 'rajfu ka,mu belajarsupaya pinterkarnu'

Rajin1ah:engkau belajar supayapandaL

160

(32) anna 'supaya'

Passikola , tonganoqo anna malaq minjari

'bersekolah betul engkau supaya bisa engkau menjadi

tongguru. tuanguni'i Bersunggun-sungguhlah engkilU bersekolah supaya bisa menjadj-f\uru. . .

-+

.,

(33) mau -+ 'walaupun'

Andiangi mOloq· maqjama mau mallessor gajinna. gajinya' 'tidak ia mau bekerja walaupun ribuan Ia tidak mau bekerja walaupun ribuan gajinya.

(34) riIrang

-+

Matei .anakna anna rarammo to ·'meninggal ia anaknya sehUigga sepertilah orang .tatarrang ,gila' Anaknya meninggal, sehingga ia seperti orang gila.

-+ .

Mamorroqi matindo sitteng tedong digereq. 'mengorok ia tidur laksana kerbau disembelih' Ia tidur mengorok laksana kerbaudisembelih.

-+

Meosami. marrokoq kdrana naposarai dottor. 'berhenti lintuk ia 'merok6k' karen a dilarang dokter' Ia sudah berhenti merokok karena dilarang dokter.

'seperti'

'(35) sitteng·

'laksana' (36) karana

'karena' . (37) nasabaq

-+

'sehab' (38) apaq

-+

'sebab' . (39) anna 'supaya'

-+

-+ (40) na 'sehingga'

(41)sangadinna 'kecuali'

-+

MOflgeq sannaqi nyawananasabaq matei kindoqna. 'sakit sekali ia 'nyaw~y; s~bab mati ia ibunya' Hatinyasangat sedih sebab ibunya.meninggal. Masiga{ miinbueqapaq namaqjamai malimang-malimang 'cepat iabangun sebab' akan bekerja ia .pagi-pagi' Ia cepat bangun sebab akan bekerja pagi. Masigaq lao matindo anna membueaq malimang· . 'cepat siiya pergi tidut sehinggil bangun saya pagi­ inalimang pagi.

Saya cepat pergi tidur supaya bangun pagi had.

Macoai jamanna na natappaiqi punggawana. 'bagus ia pekerjaannya sehingga dipercaya ia majikannya' Pekerjaannya baik sehingga iadipercaya oleh majikannya. Maqjama nasangi . paqbanua 1angadinnaPukkali.

. 'bekerja semuanya penduduk kecuali Tuan Kadi'

Semuapend~duk bekerjakecuali Tuan Kadi.

161

7.2.2.3 Konjungsi Korelatif Konjungsi korelatif adalah konjungsiyang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa; dan kedua unsur itu memiliki statils sintaktisyang sarna, Konjungsikorelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salahsatu kata, frasa, atau klausa yangdihubungkan. Benkut adalah contohnya:

mau .. " mau .. , 'biar' 'biar'

mau , .. , mau . .. , nauatopa

'biar' 'biar. ' demikian juga'

tania sanggaq . .. , tapiq.:. ,to'aq/toi/toqo

'tidak hanya' 'tetapi; 'juga saya/juga dia/juga kamu'

• .. atau"" must;. : . 'mesti' 'atau' damo ... , ,., duapa ... 'jangankan' 'sedangkan' .' Perhatikan contoh-contoh di bawah int

(42) 1v[au iqo, mciu bainemu, lao nasangoc 'biar kamu biar istrimu pergi semua kamu madondong di kantor. besok di kantor

Biar kamu. biar istrimu. kamu sekalian pergi besok ke kantor.

(43) Mau tomabuwemmu, mau lulluareqmu. 'nauatopa poleq ingganriana

'biar orang tuamu biar saudaramu demikian juga semuanya pallulluareammu. sio nasangi massambayang.. keluargamu sUruh.semuanya bersembahyang' . Biar oranE tuamu, biar saudararim,ctemikiqp juga semua kelyargamu, surull semuanya bersembahyang. .. . .

tapimau yau manarang toaq. (44) Tania sanggaq iqo manarang, 'tidak hanya kamu pandai. tetapibiar saya' pintar Juga saya' Tidak hanya engkau yang pandai, tetapisaya pun pandai juga. atau makao,. musti utallaqo. (45) Meloqo 'mau kamu atau tidak mau kamu mesti kutalakkamu' . Kamu mau atau kam4 tidak maU pash saya'menalak engkau. (45) Dama nakanambo. kadeooaq duara andiammi nalambiq. 'jangankan jauh dekat sedangkan' tidak sudah ia capai.' Jangankan yangjauh;sedangkan yangdekatpun sudah tidak dapat dijang­ kau'

162

7.2.2.4 Konjungsi Antaikalimat B~,rbeda dengan konjungsi i:Jj atas, konjungsi antarkalimat menghubung­ kan s,atp kalimat dengan kalimat yang lain. Karena itu, konjungsi macam itu selalu,In.emulai satu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Berikut adalah konjungsi antarkalimat.

1. mau nauna diqa 'meskipun demikian

menyatakan kesediaan untuk melakukan . , sesuatu yang berbeda atau pun bertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya.

2. purlii" diqo 'sesudah itu'

: : menyatakan kelanjutan. dan peristiwa atau : keadaan pada kalimat sebelumnya.

3. dilaenna poleq 'selain itu'

menyatakan adanya hal, peristiwa atau keadaan lain di luardari yang dinyatakan sebelumnya .

4. lyakkepa

'malahan, bahkan' 5, sitongang-to nganna 'sesungguhnya'

6. tapiq 'tetapi, akan tetapi'

. menguatkan keadaan yang dinyatakan se· . belumnya. menyatakan keadaan yang sebenarnya : menyatakan pertentangan dengan keadaan 'sebelumnya.

Berikut ini adalah contohpernakaian konjungsi di atas. (47) a. 1. Andiangaq mesanganaq i Ali.

'tidak saya berfarnili si. Ali' Saya tidak berfamili dengan Ali. 2. Andiangaq namappagenggei. . 'tidak saya akan menipunya'

Saya tidak akan meriipunya.

b. L Andumgaq mesanganaq iAli. 'tidak saya berfarnili .si Ali'

Saya tidak berfarnili ;dengan Ali..

2. Mau ' nauwa diqo. andiangaq namappagenggei. 'meskipundemikian itu tidak saya akan menipunya' Meskipun demikian, sayatidak akan menipunya. (48) a. L Meraui deiqlao di kamaqna. 'memin ta ia uang kepada di bapaknya'

. Ia meminta uang pada bapaknya.

163.

2. Laomi di toko maobalanja. 'pergilah iii ke tokoberbe1anja' Pergi1ah ia ke toko berbe1anja. b. 1. Meraui doiq lao di kamaqna. 'memintaia uang kepada di bapaknya' Ia meminta uang pada bapaknya. 2. Puiai diqo, laomi di toko maqbalanja. 'sudah itu pergilah ia ke toko berbelanja' SesJ,ldah itu, ia pergi berbelanja ke toko; -- (49)a. 1. Maiqdi ponna anjorona' i Kacoq. 'banyak 'pohon ke1apanya si Kacok' Kacok banyak pohon kelapanya. 2. Maqappinnai}oi kaiobang maioang. 'mempunyai ia juga ia einpang 1uas' Ia juga mempuilyai empang yang 1uas. b. 1. Maiqdi ponna anjorona i Kacoq.

'banyak pohonnya ke1apanya si Kacok'

Kacok banyak pohon ke1apanya;

2. Dilainnae poieq, miiwappunnai toi kaiobang maiong. 'di 1ainnya juga mempunyai ia juga ia empang 1uas' Selain itu, iajuga mempunyai empang yang luas. (50) a. 1. Andiangi me/oq i Kudding mappeqirrangi

'tidak ia mau si Kudding mendengarkan

pappatudunna tomabuwenna. nasihatnya orangtuanya'

Kudding tidak mau memdengarkan nasihat orang tuanya.

2. Meioqi nebali-bali tomabuwenna. 'mau ia ailawan orang tuanya' Ia mau melawan orang tuanYa. b. 1. Andiangi meioq i Kudding mappeqirrangi 'tidak ia mau si Kudding men~engarkan pappatudunna tomabuwenna. nasihatnya orang tuanya'

Kudding tidak nlau mendengarkan nasihat orang tuanya .

.2.1yakkepa, meioqi nabali-bali tomabuwenl'!'l' 'bahkan mauia dilawan orang tuanya' Bahkan, ia mau me1awan orang tuanya.

·, 64

waUunna

(51) a. 1. Maeqdi sallneqi sussa naoloi 'banyak sekali ia susah dihadapinya Waktimya

napessarang bainena. menceraikan isuinya'

Sangat banyak kesulitan yang dihadapinya' pada waktu ia men·

cerajkan istrinya,

2. Sussa diqo' pura memammi napiktrri laqhi dioZo. 'sudah itu sudahmemanglah ia pikirkan lebih dahulu' Kesulitan itu sudah dipikirkarmya lebih dahulu. b. 1. Maeqdi san1U1lji sussa naoioi wattunna napessarang 'banyak sekali ia susah dihadapinya waktunya'menceraikan

bainena. istrinya' . Sangat banyak kesulitan yang dihadapinya pada waktU ia mencerai­ kan istrinya.

2. Sitongang-tonganna, sussa diqo pura

memammi 'sebenar-benarnya, susah itu sudah memanglah napikirri laqbi dialo. ia pikirkan lebih dallulu'

Sesungguhnya, kesulitan itu sudall dipikirkannya lebih dahulu.

(52) a. 1. Mammulami amang banua. 'sudah mulai aman kampung' Kampung sudah mulai aman.· 2. Parallui tau simata' majaga. 'perlu kita se1a1u waspada'

Kita perlu se1a1u waspada.'

b. 1. Mammulami amang banua.

'sudah mu1ai aman kilmpung'

Kampung sudah mulai aman.

2. Tapi parallui tau simata majaga. 'tetapi perlu kita se1alu waspada'

Akan tetapi, kita pe:-lu selalu waspada.

Dari uraian mengenai pelbagai konjungsi di atas dapat kita simpulkan hal yang berikut. 1. Konjungsi koordinatif menggabungkan kata atall klausa yang setara. Kalimat yang dibentuk dengan cara itu dinamakan kalimat majemuk setara.

165 2. Konjungsi subordin~tif l11embentuk anak kalimat. Dengan penggabungan klausa itu denganklaiisa induk menghasilkan kalimat majemuk ber­ tingkat. . .'. , . , ' ,

,

".

3. Konjungsi korelatif dapat membentukfrasa' dan kiili~at. Unsur frasa yang dibentuk dengan konjungsi itu memiliki status sintaktis yang sarna'. Apabila konjungsi itu membentuk kalimat, maka kalimatriya agakrumit dan bervariasi wujudnya. Ada kalanya terbentuk kalimatmajeinuk'setara, a.da pula yang bertingkat. Bahkan, dapat terbentuk pula kalimat yang mempunyai dua subjek dengan satu predikat. 4. Konjungsi antarkalimat merangkaikanduakaliniat, tetapi masing-masing merupakan kalimat sendiri-gendiri. 7.3. Interjdtsi Interjeksi atau kata seI¥ adalah kata tugas yang mengungkapkan rasa hati manusia. Untuk memperktiat rasa, hati, sedili, he ran , jijik, orang memakai kata tertentu di samping kalimat yang'rnerigai:ldung makna pokok yang dimaksud. Untuk menyatakan:betapa saldtnyaike'palakita,misaInya, kita tidak hanya berkata, "Mongeqi u/uqu':'Sakitkepalaku',tetapi kita awali' dengan kalimat seru adede 'aduh' yang mei1gungkapkanperasaankita; Dengan demikian kalimat Adede; mongeq sannaqi uluqu, 'Aduh,sakit sekali kepalaku " tidak hanya menyatakan fakta, tetapi juga rasa hati pembicara. interjeksi yang biasa dipakai dalam bahasa Mandar adalah pueq, ah, astaga, adede, insaqalla, todiq, 0, [aqila, wa,jllgao, yaaia..Berikut iniadalah contoh· contoh pemakaiannya masing·masing. (53) Pueq,inggana tappaq oloq-eloq pappogauammu. 'cis, persis macam binatang perbuatanmu' Cis, perbuatanmu sepertibinatang..

(54) Ah, pole' .bodami mirtiU· barras. 'ah, datang lag! ia . merninta beras'

Ah, datang lag! ia merninta beras.

palakangiqo" malai.. (55) Astaga, andiang topao 'astaga, belum juga engkau rupanya engkau pulang' Astaga, engkau rupanya juga belum pulang. . , (56) Adede, mongeq sannaqi u/uqu. 'aduh, sakit sekali kepalaku' Aduh, sakit sekali kepalaku. (57) Insa Alla, uhaderi undangammu lu/luareq. 'insya Allah, kuhadiriundanganmu saudara' Insya Allah, .akansaya hadin undangan: Saudiua.

166

keccuq dlJ(J mfuyaq makarras dami. (58) '{ogiq. 'kasihan, keeil masih bekerja keras sudah ia' Kasihan, masih keeil sudah bekerja keras. _,,1

(59) ().

Aacoq. maio

,diofoq.

Kacoq. keinari ellgkau dahulu' IlaiKaco« ketiiari dahuJu': lilal'

(60) LaqiJa, inggananqurang. 'wah, rupanya akan, hujan' Wah, ruPllnya hari akan hujan, (61) Wa, manarang tonganoqo manetteq. :wah, pandai benar engkau menenun' Wah, sungguh pandai engkau menenun.

Hadara,

(62) Jagao mupamOngeq poleq nyawau.· 'awas kau Hadara, kau sakiti lag! jiwaku' Awas kau ,Hadara, hatiku, t~lah kausakiti. (63) Ya, AlIa, aqdappanga71J.todiq dpsau. 'ya Allah,. ampunilahkasihandosaku' Ya Allah. ampunilah dosa saya. 7.4 Artikel . , Artikel adalah kata tugas hng dipakai di depan kata nama non1ina: (1) nama orang, (2) nama yang :berkaitan dengan p.ekeIjru,m dan kedudukan, dan (3) nama manusia dan binatang unik. 7.4.1 Nama Orang Artikel yang dipakai di depan nama brang adalah artikeJ i. Artikel i dipakai di depan nama orang, baik laki-Iaki maupun perempuan." Contoh:

(64) a. laki-laki

i i .i i i

Kuddi.r).g Subbiq

Kaco ' Lama Haji Amir

b. perempuan: i Hadara

iMurni

i Cicciq

i'Saleha

i Patima.

167 7.4 2 Nama yang Berkaitan dengan PekeIjaan Artikel yang iiipakai di depan nama ~ang berkaitan dengan pekerjaan . adalah artikel puaq. Contohnya adalah yang berikut ini. (65) Puakkali

.;,-

kali 'kadi' (hakim, terutama yangmengadili per­

kara yang Puangimang

+-

bersangJ....lIt~paut

dengan agama ,Islam).

. imang 'imam' (pemimpin •~a1am tirusan' yang

bersangkut-paut dengan agamaIs]am)... Puakkatteq

+-

Puabbilal



katteq' 'khatib' (pegawai masjid yangmempunyai . ; ;tugaspokokmembacakhotbah) bilal 'bila1' (pegawai masjid yang mempunyai

tugas pokok melakukanazan) Puassando >1'

.+-.

Puanggunl



,sa~ldQ

'd,ulqm' (o.rang Yang mengobati~t,au memo . .' .' .

',heri jampJ-]ampi./ .

. '

".'

.'1'

.

""..

.:

'."

'Iebai' (pegawai masjid yang men gurus suaiu pekerjaan yang bertalian agama Islam)

. guru

7.4.3 Nama Manusia dan Binatang Unik Artikel yang dipakii'di depannamamanusia danbinatang Unik adalah . . ,.' . artikel puq dan la puq. B~in;:lIt adaIah'c6Iitol'lli'Ya. .... ." (66) a. manusia cangngo gengge kasiasi tau

'dungu' >.: puccafJgngo . -+ 'nakaI' '. punggengge, , -+ " pukkasjasi 'miskin' ~IJ -+ 'orang' puttau

la puccang1J.lto .. fa punggengge fa pukkasiasi lqputtau

b, binatang '.... '.' . kafapung 'kura-kura'; pukkafap~ng-+ la pukkaZapung pulandoq 'pelanduk': pullandoq -+ fa pulfandoq jonga'rusa' : : pujjonga. .:... .. lapujjonga posa"kucing'; puppdsa . -+ la pupposa

Berikut adalah bebenipa cort toh dad keloinpok masing·masing. i Kudding dionging. 'tenggelam ia si Ku dding kemarin' Kudding tehggelam kemariri.

(67) Talfangi

(68) Nanaungi. mfJ!zdoeq i ·Hadara.. · . 'akan turunia mandi.si Hadara' . Hadara akan turon mandi.

168 (69) 31adondongdiang tolikka dio di boyanna , 'besok ada orang nikah di situ di rumahnya Pukkali Tuan Kadi' Besok ada orang kawin di rumah tuan kadi. (70) Meqapao Puccangngo, lambao yaqarega 'bagaimana engkau Puccangngo pergi kamu atau

. mottongoqd? i tinggal kam u ' . . ... .. . . Bagaimana Puccangngo, apakah engkau pergi atau tinggal?

7.5 Partikel: -di, -da. ·1119 KeloI11pok katatllgas yangterakhir sebenarnyaberupa klitika,karena selalu dilekatkan pada kata yang mendahiiluinya. Ada lima partikel, yakni ·di, -da, ·mo. 7.5.1 Partikel

·di

Partikel ·di adlilah partikel yang dipakai dalam 4limat tanya. Bentuknya tidak berubah dalarri pemakaiiln, baik untuk pmona pertama maupun untuk persona kedua dan persona ketiga. ; persona pertama

persona kedua

persona ketiga

(71) Yaudi

i lli1peroa Paq Camaq? 'sayakah ; dipanggil Pak Carnat' · Sayakah)fang dipanggil pak Camat.

I

. (72) [qodi maqeppei boyang? 'kamukiilii menunggui rumah' · Kamukah'menunggui rumah?

(73) [adi nananu Pulle? · 'diakah akan dipukul siPulle' · Diakah yang akan dipkul si Pulle? .

7.5.2 Partikel -da Partikel-da adalah partikei yang dipakai dalam kalimat tanya yang ber­ makna sudah. Dalam kaitannya dengan pelaku (pronomina persona), partikel ;;fa mengalami peru bahan, yaitm -damaq untuk persona pertama; -damoqo untuk persona kedua; -dami untuk persona ketiga. Perhatikan contoh yang berikut.

169

(74) -damaq

-+Puratiamaq ummande anna mane pole Umar? 'sudahkah saya makan dan baru datang si Vmar?' Sudah makankah saya baru Umar datang?

(75) -damoqo -+

(76) -dami

-+

PoZedamoqo maqjama? 'datangkah sudah kamu bekerja' Sudah datangkah kamu bekerja? Cappuqdami doiqmu anna andiang mualli 'habis sudahkah ia uangn1u sehingga tidak kamu beli diqo galungo? ·itii ·sawah' Sudah habiskah uangmu sehingga sawah itu tidak kamu be­

ll? 7.5.3 Part.ikel ·mo Partikel ~modipakai dalam kalimatberita. Bentuknya tidak berubah, baik untuk per$Onapertlima, maupun untuk per$ona kedua atau persona ketiga: Mama partikel· -rno· adalah untuk memberi .. tegasan yang· sedikit keras. Contoh: persona pertama

(77) Yaumo kandiqna i Puaq Kacoq 'sayalah adiknya si Puak Kacok' Sayalah adiknya Puak Kacok ..

persona kedua.

(78) iqomo barrisna· Haji Sanusi. :kamulah warisnya Haji Sanusi' KamuJa:h ahli waris Haji Sanusi.

persona ketiga

(79) lama kamaqna i Bahar. 'dialah bapaknya siBahat.' . DiaIah bapaknyaBahar.

BAD VIIi

KALIMAT DAN BAGIAN-BAGIANNYA

8.1 BatllSanKalimat Batasan atau pengertian mengenai kalimat sudah banyak .dikemukakan oleh para ~, terutama ahlibaltasa. Ada yang mengemukakari,.kalimat adalah untaian (rap.~an} kaci.ka,taatau kelompokkatayang tidak me­ ~~ki~h\lbunglUl. dengan. kata laih' atau kelompok kata lain .di hiar dan mem· punyai kesatuan iritonasi yang ber¢.ulat. Setiap. untaian kata atliiikelOInpok kata yang mempunyai hubungan dengan kata atau' kelompok kata di luarnya yang udak memiliki kesatuan int~>na:si yang berdaulattidak termasuk kategori kalimat. BentukSl'pel'ti, '

(l)Apag

mongeq i.'karena saKit ia'

.Karena ia sakit,

Jika dilihat dan segi keterikataimya atau kebebasannya maka jelas bentuk . ini(dalam bahasa Manchu) masih roempunyai hubllngan keterikatan erat dengan unsur ·lairi (If luarnya. Di samping' itu,bentuk tidak memiliki kesatuan intonasiyang berdaulat. J)engan demikianbentuk tersebut belum (mayor). . . . . . . dapatberkedudukan Sl'bagaisuatu

mi

kallmal

Bentukapaqmongeq i dapat bersubordiriasi padabentuk kalimat seperti: Andiang i /amba massikola. 'tidak ia pergi bersekolah'

Ia tidak pergi bersekolah.

menjadi kalimat,

(2)

. (2a) Andiang i /ambo ma$sikola apaq mongeq i. 'tidak iii pergi bersekolah karena sakit hi' Ja tidak pergi bersekolah brena ia sakit.· .

170

171 Bentuk apug mongeg i hanya merupakan ba:hagian kalimat (2a) dan tidak dapat berdiri sendii'i sebagai suatu kelimat. Ada pula yang mengemukakan bahwa kalimat adalah u~tai berstruktur dati kata·kata (Samsuri, 1982:54). Untai kata atau kelompok kata ber· struktur yang bermakna yang dapat diterima baik oleh pemabn bahasa tertentu. Mengingat adakalanya terdapat untai kata atau kelompok kata yang tidak bermakna; . Bentuk seperti,

(3) 1 Badu mangaraiq .baju. 'si Bagu menJahitbaju', . ,

Badu menjahit baju, memiliki untai kata berstruktur (tertentu) yaitu: 1 Badu I mangaraig I baju .

.Selain itu, bentuk ini mempunyai makna gramatfkaJ.. Akan tetapi, untaian kata:'kata atau kelompok kita seperti: i baju mangaraiq. (3a) Badu 'Badu. si baju menjahit.' (3b) Bayu mangaraiq Badu i 'Baju menjahit Badu si';

tidak memiliki untaian kata atau kelompok kata yang' berstruktur dan tidak mengandung makna gramatikal.Oleh sebab itu, berituk (3a) dan (3b) tidak . termasuk kategori ka:1imaL .' . ' . SelanjutIiya, ada yang mengemtikakan bahwa ka:1imat adaJ.3h bagian terkecU ujaran at.au teks(wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan (Anton M. Moeliono at. al. 1988). Ka:1imat dalam bentuk lisan diiringi· oleh alunan titik nada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahUkan adanya perpaduan atau asimilasibunyi. Akan tetapi, kalimat dalam bentuk tulisan yang menggunakan huruf Latin dimulai denganhuruf besar atau huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru; dan sementara itu diSertakan puladi dalartmya berbagai'tanda bacli yang berupa spasi, koma, titik koma, atau titik dua. ." .

8.1.1 Pengenaian Ka:1imat Kalimat sebagai bagian terkecil ujaran dapatberstatus sebagai satuah dasar suatu wac ana atau paragraf. Wacana atau paragraf (hanya:) dapat ter· bentuk apabila ada kalimat tersusun berurutan berdasarkan kaidah kewacaan. Dengan demikian, pengenalan ka:1ima:t secara saksama seyogianya bertolak dati awal setiap wacana atau paragraf. Oleh karena pada perinSipnya, bagian

172 awal suatu wacana at au paragraf merupakan satu satuan kebahasaan. Satuan kebahasaari itu dapat-dikategorikan sebagai kalimat karena dapat memenuhi kriteria suatu kalimat. . Misalnya wacana: (cli bawah

fui)..

Diang mesa tommuane tallu bainena. Digo wattup na "mamba i sumombal. /'fapatuleq nasammi bainena, ''Apa na diallianogo muaq diang dalleq "di lambatta?"· " Dilihat dari segi hal pemenggalan dapat dinyatakan bahwa pernyataan: Diang mesa tommuane tallu bainena adalah kalimat karena meI"Upakan bagian anak alinea yang diakhirj oleh intonasi selesai dan diikuti oleh ke· senyapan. 8.1.2 Bagian·Bagian Kalimat ApabiJa kita mengamati kalimat akan tampak bagian·bagiannya yang berbeda. Ada bagian yang biasa muncul yang tidak dapat dihilarigkan, ada bagian yang dapat dihilangkan dengan menghasilkan konstruksi yang tetap berupa kalimat dan tidak mengubah hubungansemantis antara bagiannya, dan ada yang tidak pernah muncul pada jenis kaIjmat tertentu. 8.1.2.1 Bagian Inti dan Bukan Inti .Apabila dilihat dari segi bentuk smtaksisnya, kalimat terdiri atas bagian inti dan bagian bukan inti. Pembagian ini didasarkan padastatusnya sebagai unsur pembentuk l Subjek . dalam hal inimenjadi sasaran perbuatan yang dinyatakan oleh predikat (nagereq). Contoh lain; (74) Diting tau a nandei payanna. . 'ltu orang itu dirnakan kerisnya' Orang itu tertikam kedsnya. atau . Orang ituditimpa bahaya akibat perbuatannya sendiri.' (75) Loka nala i Badu' 'Pisang . diambil si Badu' Pisang diambil oleh Badu .. (76) Badu natinggo i kamaq. 'Kambingdiburu si ayah' Kambing diburu oleh ayah.

f.

Kalimat tunggal berpredikat frasa preposisional

Kalirnat tunggal berpredikat· frasa preposisional merniliki unsur fungsi:' inti berupa subjek dan predikaLUnsur pengisi slot predikat kalimat tipe ini . dapat diisioleh semua frasa prepo~isional. .

187

Misa!nya: (77) I kanneq diq dt uma. 'Si . nenek di kebun'

Nenek berada di kebun.

Kalimat (77) terdiri ata.s konstituent kanneq dan diq dt uma. Kons­ tituen i kanneq termasuk kategori frasa preposisional dan konstUuen diq di uma termasuk kategori frasa preposisional. Frasa preposisional (diq di uma) dalam kalirnat ini (77) berfungsi sebagai predikat, sedangkan frasa nominal (i kanneq) yang mendahuluinya berfungsi sebagai subjek. Contoh lain: (7S) Boyanna diqi di seqdena boyanna i Badu. Rumalmya di . sampingnya rumahnya si Badu' Rumalmya di samping rumah Badu. (79) I Rost diq di pondoqna i Halima. 'Si Rosi dibelakangnya si Halirnah Rosi berada di belakang Halirnah. (SO) Diqo bau 0 dt lalangi dt lamarz: '!tu ikan di dalam di lemari' . lkan itu' ada di d~am le~ari. 8.3.2 Perluasan Kaliniat Tunggal . Kalirnat dapat terclid atas unsur fungsi inti dan unsur bukan inti. Unsur fungsi inti suatu kalimat dapat berupa subjek, predikat, objek, dan pelengkap, sed;mgkan unsur fungsi bukaninti dapat berupa keterangan seperti keterang­ an temp at, keterangan waktu, atau keterangan penyebab; KeteEangan sebagai unSllr fungsi bukan inti dalam kaJ..imat dapat di­ hUangkan tanpa merusak makna gramatikal kalirnat yang dilengkapinya. Maksudnya, tanpa keluidiran keterangan suatu kalirnat masih r'nemp\lnyai makna gramatikal yang u tuh. Misalnya:

(81a)Meggum i t Kaco. 'Belajar ia si Kaco'

Kaco belajar ..

(SIb) Megguru i i· Kaco diq dt Renggeang.. 'Belajar ia siKaco di Renggeang' Kac.obelafardi Renggeang. Kalimat (81a) hanya terdiri. atas unsur fungsi inti meggurui sebagai predikat'dan i Kacosebagai. subjek. Jikadilihatdarisegi:maknanya, kalimat (81a) dapat memhetikan makria yang utuh. Kalirnat inLmenyatakan bahwa ..

188 ada seseorang yang bernama Kaco melakukan suatu perbuatan belajar. Pada kalimat (81 b) ditambahkan keterangan mengenai tempat perbuatan itu terjadi yaitu diq di Renggeang 'di Renggeimg'. Kalimat (81b) terdiri atas unsur fungsi inti yakni menggUrui dan i Kaco,serta unsurfungsi bukan inti diq di Renggeang. sedangkan kalimat t81a) hanya terdiriatas unsur fungsi inti. UnsuL fungsibukemantis antar klausa yang mempergunakan ketiga' koordinator yang disebut di atas. Jika dua buah klausa yang tidak mempunyai hubungan semantis dihubungkan oleh sebuah koordinator maka kalimat itudalam kebanyakan konteks kurang apik.

anna 'dan', yagarega 'atail', dan

Hubungan semantis antarklausa dalam kalimat majemuk setara jika dilihat dati segi arti koordinatornya, ada tiga jenis: (a) hubungan penjumlah. an, (b) h~bungan perlawanan, (c) hubungan pemilihan. Tiap·tiap hubungan itu berkaitan erat dengan koordinator yang menghubungkannya.

193

a. Hubungan .penjumlaban . Yang dimaksud dengan hubungan penjumlahan ialah hubungan yang menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan proses. Jika kita perha~ikan konteksinya maka hubungan penjumlahan dapat . dibagi atas: . . . .. . 1) Hubungan penjumlahah yw.g menyatakan akibat ditandai· dengan ko­ ordinator anna,.sio/a,idtoqo Contoh: sikottaq: (98) 1 Kacoq IDciq masaemi 'I Kacoq dan ' I Ciciq lama. sudah betpacaran.' I Kacoq dan· lCiciq sudah lama berpacaran. (99)

J Kamaq siola IKuldoq na

pole. madondong. •Ayah bersama Ibu akan datang besok.' Ayah bersama lbuakan datangbesok.

iatoqo motoma pura nasangi .ualli. (100) Otona 'Mobilnya dan juga motornya Slldah semuanya kUbeli.' Mobil dan motornya· sudah kubeli. 2)

Hubungan penjumlahan yang memyatakan urutan waktu. terjanat Scm Kalimat . seru atau dengan kata lain kalimat interjektif adalab kalimat yang mengungkapkan rasa kagum. Kalimatseru dapat dibentuk dan kalimat berita yang berpredikat adjektiva. Hal itu disebabkan karena rasa kagum itu

203 berkaitan dengan sifat. kalimat seru biasanya menggunakan kata·kata tugas seperti edede 'alangkah', ce 'wah', wa 'wah' atau baroq 'semoga', 'rnudah· mudahan'. Contoh:

(167) Edede, malo-malopa; nanaqeke dfqe. 'Alangkah cantiknya anal< inL'

Alangkah cantiknya anal< ini.

kamoqna. (168) Ce, poleadam; 'Wah, datang jangan.jangan ayahnya.'

Wah, jangan·jangan ayahnya datang. .

(169) Wa, manarang tonoan i mittekeq. 'Wah, pandai' beriar ia . memanjat.'

Wah, pandai benar ia memanjat. .

(170) Wa, kaiyyattong(mi boyang dlgo. 'Wah, besar sllngguh iarumah ttu.'

Bukan main besarnya rumah itu.

(171) Ce,ce, ce,' mali-mallnggaopai panna al1jdro dlgo . . 'Wah, tinggi·tinggi ia pohon kelapa itu;'

'Wah, tingginya pohon kelapa itu.

(172) Baraq masigu i massau amongeanna. 'Semoga cepat la setnbuhpenyakitnya.'

Mudah-mudahan ia cepat sembuh dari penyakitnya.

8.5 $ Kalimat Emfatik .Kalimat emfatik' adalah kalimat yang memberikan penekanan khilsus . kepada subjek (Anton M. etaLI988). Penekanan itu dilak1:lkandengan menambah partikel di 'lab', rno 'lah', tuqu 'itu" ata'll tia 'itu', 'yang'. Contoh:

(173) ladi tiamappaqdiolo. aSsisalang diqo. 'Dialah itu memulai .' perkelabian itu.'

Dialah yang memulai perkelabian itu. .

(174) lqomo patteqi,anloro diqo. 'Kamulah memanjatkelapa itu.'

Kamulah yang memanjatkelapa itu.

(175) Kandiqmumo tuqumambawa lokfIna kamaqu. 'Adikmulah itu membawa pisangnya ayahku.'

Adikmulah yang membawa pisang ayahku'.

(176) Yaumo tuqu maqalli umanna i Ali. 'Sayalah itu' membeli kebun si Ali.'

Sayalah yang membeli kebun Ali.

DAF1AR ," . FUSTAKA . . '"

:

,

,"

,"'.

. '

'".

.

Ali~ahbana, S. Takdir. 1981. rata Bahasa Bqrn. Bahasa Indonesia 1, 2. Jakarta: Dian Rakyat.

.

.

,...

Ba'dulu, Abd. Muis et al. 1980. i"Morfologidan,Sintaksis Bahasa Mandar'\ Uj ung Pandang: Proyek Penelitian~ahasa dan ~astra Indonesia dan Daerah Sulawesi Selatan. . . '.' ...,' '. '.. ~-- 1980. "Interferemsi.Grarnatikal Bahasa Mandar dalam Bahasa Indonesia Murid Sekolah Dasar d( Sulawesi Selatan".. l~ung. Pandarig: Proyek ," Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Direktorat J enderal Pen~ didikanTinggi Departemen Pendidikan dan Keb'udayaan. . . " ---,- 1985. Sistem'Mor/ologiK,ata Kerja Bahasa Mandar. iiliQrrta: Pusat Pembinaan dan Peng'embangah .BahaSa .Depaiterheri 'Pendidikan dan Kebudayaan. Dardj0\yidj9jo, Sunjon() (Penwnting). 1987. Ling-uistik: Teori& Tr;rapan Emsiding dan Simposium LingT,listik 1985 LustrUm Unika Atmiz J/lya. , Jakarta: Le~baga Bal;1as~ Universitas Atma Jaya. . de Graff, S.D.G. Stibbe (Editor). 1918. "Encyc!opedie van Nederlandsch Studie", 2c dell (H-m). Djubbar, Ny. Arfah Adnan. 1974; "TinjauanPuisi Mandar (Kalindanda) ,jan Sumbangannya terhadap Puisi di Indonesia (Skripsi). Ujung Pandang: FKSS-1KIP. Esser, S.J. 1938. "Talen" dalam: Atlas van Tropisch Nederland. Geneots~ dlap, Kon. Ned. Aards. 'S·Gravenhage: Martinus Nijhoff. Fokker, Prof. Dr. A.A. 1979. PengantarSliuakszs Indonesia. Diindonesiakan "eh: Djonhar. Jakarta: Pradnya Paraminta. ' Grim::~. Cl13.rles E. and Barbara p, Grimes. 1987. Languages 'ofSouth Sula­ 'S:. Cambera: ?:lsific Linguisties: .

204

205 Hockett, Charles F.. 1958. A Course in Modem Linguisties. New York: The Macmillan Compal1Y. Ketaf, Gorys. 1984. TataBflhasaIndonesia. Ende: Nusa Indah. Kridalaksana, Harimurti. 1983. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia. ---- 1985. Tata Bahasa Deskripti/ Bahasa Indonesia: Sintaksis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ... Mahmud et al. 1986. "Ungkapan dan Peribahasa Manar". Ujung Pandang: Balai Penelitian Bahasa. Mahmud, Masyruk M. 1980. "Suatu Pembinaan tentang I PuraParaqbueq Ditinjau dari Segi Sastra." Ujung Pandang: FKSS-IKIP. Mangemba, RD. et al. 1979. "Sastra Lisan Mandar." Ujung Pandang: Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah. Moeliono, Anton M. dan Soenjono Dardjowidjojo (Penyunting penyeIia). 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pen­ didikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. MuthaIib, Abdul. 1970. "Suatu Studi Komparatif mengenai Dialek Dampa­ lap ian dan Dialek Mandar'. Makassar: FKSS-IKIP. --- 1977. Kamus Bahasa Mandar-Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan B