131 57 5MB
Indonesian Pages 114-123 [121] Year 2018
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
i
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
ii
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
“Ikatlah Ilmu Dengan Menulisnya”
iii
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
ISLAMOPHOBIA DI AMERIKA SERIKAT ; TRANSFORMASI ISU DAN TEORI Penulis : Andi Azhar Editor : Risda Yulianti Desain Sampul dan Layout :Primasari C. Wardhani Diterbitkan oleh : GEMINI Publishing, Yogyakarta Jl. Wates KM 3, Somodaran No. 122 A, Gamping, Sleman, Yogyakarta Telepon : 081355998953 Email : [email protected]
Bekerjasama dengan : Al-Azhar Institute, Bengkulu Jl. Sumur Dewa 4, No. 92, Kelurahan Sumur Dewa, Kec. Selebar, Bengkulu
ISBN. 978-602-18605-8-8 xii+101 hal; 14,8 x 21,0 cm
Cetakan Pertama, Rajab 1439 H / Maret 2018 © Copyright 1439 H/2018 M iv
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
“……………….untuk semua yang pernah menjadi bagian
dari tulisan ini, semoga Allah memberikan balasan terbaik”
v
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
KATA PENGANTAR PENULIS Bimillahirrahmanirrahim, Puji syukur kehadirat Allah swt, senantiasa kami haturkan atas segala limpahan rizki dan karunia-Nya. Salawat dan salam juga senantiasa dihaturkan kepada Rasulullah Muhammad saw, nabi akhir zaman yang sudah membawa kita hijrah dari era jahiliyah. Buku yang ada pada anda saat ini sebenarnya adalah karya ilmiah yang ditulis pada saat menyelesaikan studi sarjana Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Setelah hampir beberapa tahun tersimpan rapih dalam folder computer, seorang sahabat yang juga direktur penerbitan buku menawarkan agar naskah ini diterbitkan menjadi sebuah buku agar bisa dibaca oleh khalayak. Awalnya maskah dalam buku ini ditulis dengan Bahasa akademik yang terkesan sedikit kaku. Sehingga saat digubah menjadi buku, ada sedikit perubahan dalam penggunaan gaya bahasa yang ada, agar mudah untuk dibaca dan dipahami. Bagi para penstudi HI, tema-tema tentang Islamophobia mungkin terkesan general dan sudah tidak up to date dengan kondisi saat ini. Tapi bagaimanapun juga, isu dan tema Islamophobia tetap tidak bisa dihilangkan begitu vi
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
saja, karena isu ini telah menjadi sejarah kelam perbuatan picik sebuah bangsa yang melakukan persekusi dan diskriminasi bagi bangsa lain, hanya karena isu yang digembor-gemborkan oleh media dan politisi. Walaupun saat ini penulis sudah menfokuskan diri kepada bidang akademik lain, namun penulis tetap berharap suatu saat bisa melanjutkan buku ini menjadi seri 2 (sebagai lanjutan dari buku ini) yang mengungkap bagaimana wajah Islamophobia saat ini ditengah gencarnya perkembangan teknologi informasi. Akhirnya, menutup pengantar ini, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya buku ini. Semoga buku ini bisa bermanfaat. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Taichung, Maret 2018
Andi Azhar
vii
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
KATA PENGANTAR PENERBIT Di era yang diwarnai dengan ketegangan global yang meningkat dan proliferasi retotika yang memecah belah, isu Islamofobia di Amerika Serikat telah menduduki posisi sentral,
menuntut
perhatian
kolektif
kita.
Karya
monumental Andi Azhar, "Islamophobia di Amerika Serikat:
Transformasi
Isu
dan
Teori",
menyajikan
eksplorasi yang cermat dan tajam tentang fenomena sosial yang mendesak ini. Karya Andi Azhar ini merupakan bukti akan kekuatan penyelidikan
akademis
dalam
menerangi
dinamika
sosiopolitik yang kompleks. Melalui pendekatan analitis dan multidimensi yang mendalam, penulis menyelami landasan historis, kultural, dan politik dari Islamofobia, mengurai
sifat
yang
berubah-ubah
dari
bentuk
diskriminasi yang berbahaya ini serta konsekuensi jauh jangkauannya. Yang membedakan buku ini adalah integrasi mumpuni Andi Azhar atas beragam kerangka teoretis, menenun secara mulus wawasan dari sosiologi, ilmu politik, dan viii
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
studi budaya. Hasilnya adalah pemahaman komprehensif dan niansa tentang tantangan multifaset yang dihadapi oleh komunitas Muslim di Amerika Serikat, serta kekuatan sosial yang telah memacu kebangkitan Islamofobia. Pembaca akan terpesona oleh observasi cermat penulis dan argumen-argumen yang menantang asumsi lama. Ketajaman mata penulis dalam menangkap detail dan kemampuannya menjelajahi persilangan yang ruwet antara identitas, kekuasaan, dan wacana benar-benar luar biasa, menawarkan pembaca perjalanan yang mendalam dan mencerahkan melalui anyaman kompleks Islamofobia. Gemini Publishing bangga mempersembahkan karya yang memecahkan batas-batas ini, yang kami yakini akan memberi
kontribusi
signifikan
pada
diskursus
berkelanjutan tentang Islamofobia dan dampaknya terhadap masyarakat. Karya Andi Azhar ini tidak hanya menerangi isu kritis, tetapi juga berfungsi sebagai seruan nyaring untuk pemahaman yang lebih besar, empati, dan pembuatan kebijakan yang inklusif. ix
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Kami mengundang Anda, sang pembaca, untuk memulai eksplorasi pivotal tentang Islamofobia di Amerika Serikat, dipandu oleh wawasan dan rigor intelektual menahun Andi Azhar. Buku ini memiliki kekuatan untuk menantang prasangka, memupuk dialog kritis, dan menginspirasi perubahan bermakna, menjadikannya bacaan wajib bagi cendekiawan, pembuat kebijakan, dan semua pihak yang berkomitmen membangun masyarakat yang lebih adil dan setara.
Yogyakarta, Maret 2018
Gemini Publishing
x
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
DAFTAR ISI Halaman Judul [i] Kata Pengantar Penulis [vi] Kata Pengantar Penerbit [viii] Bagian 1 Islamophobia dan Teori Persepsi [1] Pengertian Islamophobia [2] Teori Persepsi [9] Bagian 2 Sejarah Islamophobia di Amerika Serikat [15] Kondisi Muslim di Amerika Serikat [16] Populasi Muslim di Amerika Serikat [16] Persebaran Muslim di Amerika Serikat [18] Sebelum Tragedi 9/11 [21] Setelah Tragedi 9/11 [24] Fakta Meningkatnya Islamophobia di Amerika Serikat [29] Homeland Security Act [48]
xi
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Bagian 3 Faktor Penyebab Meningkatnya Islamophobia di AS [55] Fakta Tentang Pelaku Pengebom 9/11 [56] Faktor Politik [62] Eksklusivisme Islam [67] Bagian 4 Miss Persepsi Masyarakat Amerika Terhadap Islam [73] Mispersepsi Masyarakat Amerika Serikat terhadap Ajaran Islam dan Jihad [74] Pencitraan Oleh Media Massa [86] Bagian 5 Penutup [93]
xii
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
BAGIAN #1 Islamophobia dan Teori Persepsi
1
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Bagian 1 Apa Itu Islamophobia? A. Pengertian Islamophobia Sejarah lahirnya Islamophobia di Amerika Serikat tidak terlepas dari sejarah panjang Perang Salib di Timur Tengah. Islam dalam beberapa fase perang salib, memenangkan peperangan ini. Ini membuat luka yang mendalam bagi sebagian pemeluk Kristen. Islam yang masuk ke Amerika Serikat pada abad ke-16 merupakan Islam yang dibawa dari Spanyol. Ini terlihat dari para muslim yang menggunakan bahasa Spanyol. Islam sejak masuknya sudah mengalami diskriminasi di Amerika Serikat. Ini terlihat dari banyaknya kasus vandalisme terhadap kaum muslim. Puncak dari vandalisme terhadap kaum muslim ini adalah ketika terjadi penyerangan terhadap menara kembar WTC. Diskriminasi terhadap islam ini disebut dengan Islamophobia. Islamophobia menurut Prof. Maktabi merupakan sebuah sikap yang lebih tepatnya semacam rasisme antiislam yang di dalam hal tersebut terkandung unsur kebencian
terhadap
agama
(islam)
tersebut
dan
melakukan diskriminasi terhadap orang-orang yang 2
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
memeluk
agama
tersebut
(islam).1.
Islamophobia
menjadi isu yang utama setelah terjadinya penyerangan terhadap gedung World Trade Center (WTC) pada tanggal 11 September 2011. Dengan pengakuan dari Osama Bin Laden dari Jaringannya yang bernama Al Qaeda, Osama mengakui
bahwa
Al
Qaeda
adalah
yang
bertanggungjawab terhadap penyerangan gedung WTC tersebut2. Dengan latar belakang perang terhadap dunia barat dan jihad yang diserukan oleh Al Qaeda, mereka menyerang WTC. Dalam tragedy penyerangan gedung WTC ini, 2.982 jiwa meninggal dunia3. Jumlah korban yang banyak tersebut, sebagian besar merupakan warga Amerika Serikat dan Inggris yang tengah bekerja di Gedung WTC4. Dengan jumlah korban yang mencapai ribuan tersebut dan motif jihad yang digelorakan oleh Al Qaeda, masyarakat Amerika Serikat menjadi Anti Pati terhadap Islam. Mereka yang menjadi korban dalam tragedy
1
“islamophobia”, http://www.salaam.co.uk/maktabi/Islamophobia.html “Serang AS AL Qaeda Tidak Bertindak Sendiri” http://international.okezone.com/read/2011/08/29/414/497703/serangas-al-qaeda-tidak-bertindak-sendiri 3 ibid 4 Ibid. 2
3
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
tersebut sangat membenci Islam. Walaupun Al Qaeda mengaku sebagai bagian dari Islam, namun sesungguhnya AL Qaeda bukan mewakili Islam. Penduduk muslim dan 1,5 miliar umat manusia di dunia mengecam keras terjadinya aksi penyerangan ini. Islamophobia membuat sebuah perubahan besar di kalangan masyarakat Amerika Serikat. Kaum yang membenci Islam menganggap bahwa Islam merupakan agama
kekerasan,
penyamun
dan
harus
dijauhi.
Paradigma Islamopobhia dikalangan masyarakat Amerika Serikat tercermin dari beberapa aksi yang mereka lakukan. Penolakan terhadap pembangunan masjid di Ground Zero, Rencana aksi pembakaran kitab suci Al Quran merupakan kegiatan yang menunjukkan kebencian terhadap Islam. Afghanistan dan Irak menjadi 2 negara yang menjadi sasaran utama Perang terhadap terorisme Global Amerika Serikat. 2 negara ini diyakini oleh Pemerintah Amerika Serikat sebagai basis kekuatan Terorisme yang terlibat dalam tragedy 9/11. Pasca serangan di WTC, Pemerintah Amerika Serikat dengan slogan GWOTnya menginvasi Afghanistan dan Irak. Dengan dukungan dari 4
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Kongres Amerika, Presiden Bush menginvasi Afghanistan dan Irak pada tahun 2003. Menjelang pemilu presiden Amerika Serikat tahun 2008, isu Islamophobia kembali menguat. Calon Presiden Amerika Serikat Barrack Hussein Obama menjadi isunya. Dengan latar belakang pernah menempuh pendidikan di Indonesia,
Obama
pendidikan
islam
dituding radikal
pernah
sewaktu
mendapatkan bersekolah
di
Indonesia5. Selain itu, dengan nama tengah Hussein, yang merupakan nama orang Muslim, Obama diyakini memiliki darah keturunan Islam. Rencana pembangunan Pusat Komunitas Muslim (Cordova House) pada Januari 2010 yang didalamnya juga terdapat
masjid
dengan
kapasitas
yang
mampu
menampung 2000 jamaah yang digagas oleh Feisal Abdul Rauf, seorang warga Amerika Serikat keturunan Kuwait membuat isu Islamophobia di Amerika Serikat kembali mencuat. Pusat komunitas muslim ini didirikan di bekas bangunan gudang Park Place yang disebut dengan Park 51 yang berlokasi 2 blok dari Ground Zero. Ground Zero 5
“Tiga Kunci Obama” diakses dari http://www.beritaindonesia.co.id/mancanegara/tiga-kunci-kampanyeobama
5
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
merupakan lokasi bekas reruntuhan gedung World Trade Center (WTC) yang hancur pada tragedy 9/11. Lokasi yang berdekatan dengan Ground Zero ini dijadikan sebuah alas an oleh tokoh-tokoh konservatif dan Kristen ekstrem untuk menentang pembangunan pusat komunitas tersebut.
Walaupun
ditentang
oleh
para
tokoh
konservatif, namun pembangunan Pusat Komunitas Muslin ini mendapatkan persetujuan dari Walikota New York, Michael Bloomberg. Tokoh-tokoh oposisi dari Partai Republik dan organisasi kemasyarakatan milik mereka, Tea
Party
ikut
mendukung
rencana
penolakan
pembangunan Cordova House ini. Dalam akun Twitter milik Sarah Palin, bekas Gubernur Alaska, Calon Wapres dari Partai Republik yang gagal pada pemilu presiden tahun 2008 menuliskan bahwa pembangunan masjid di Ground Zero adalah tindakan provokasi yang tidak perlu, dan itu menusuk hati6. Selain itu, mantan Ketua DPR yang berasal dari Partai Republik Newt Gingrich menulis dalam media bahwa tak akan ada pembangunan di Ground Zero sebelum ada Sinagog atau Gereja di Saudi Arabia7.
6 7
Ibid Ibid
6
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Islampohobia
tidak
berhenti
dalam
hal
pembangunan masjid, penggunaan nama Cordoba sebagai nama resmi pusat komunitas muslim Amerika Serikat ini juga dipersepsikan sebagai pengulangan pendudukan Ibu Kota Spanyol yang mayoritas penduduknya beragama Kristen oleh tentara muslim pada zaman kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz. Sehingga pemakaian nama Cordoba House sebagai nama resmi pusat kebudayaan muslim ini sebagai symbol penaklukan Kristen di Amerika Serikat oleh kaum muslim. Selain itu penolakan akan pembangunan masjid di Ground Zero ini juga akan menurunkan martabat Ground Zero. Partai Republik merupakan partai yang menolak secara tegas pembangunan Cordoba House ini. Islamophobia di Amerika Serikat juga ditunjukkan dalam iklan yang dipasang di bus-bus di kota New York. Dalam iklan tersebut, tergambar sebuah pesawat yang menukik menuju menara World Trade Center yang diberi nama
“Mega
Mosque”.
Adapun
actor
yang
7
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
bertanggungjawab dalam pemasangan iklan ini adalah Kelompok American Freedom Defense Initiative8. Pembangunan Islamic Center di tempat lain di Amerika Serikat juga ditentang. Di Murfreesboro, kota berpenduduk 100.000 jiwa di Tennessee, rencana pembangunan Islamic center di lokasi seluas 15 acre mendapat tentangan keras dari kelompok ekstrem Kristen pendukung Partai Republik. Kelompok Ekstrem ini menuduh kompleks itu akan jadi tempat pelatihan teroris untuk menjatuhkan pemerintahan Amerika Serikat dan memberlakukan syariat Islam9. Tindakan yang menunjukkan Islamophobia di Amerika
Serikat
juga
ditunjukkan
dengan
aksi
pembakaran Al Quran oleh pendeta Terry Jones. Aksi pembakaran ini merupakan aksi memperingati 9 tahun tragedy 9/11. Selain itu, aksi ini juga merupakan isyarat pesan
untuk
kelompok
muslim
radikal10.
Eskalasi
8
“Obama Dukung Pembangunan Masjid Dekat Ground Zero” diakses dari http://www.voanews.com/indonesian/news/Obama-DukungPembangunan-Masjid-Dekat-Ground-Zero-100690799.html 9 ibid 10 “Pemerintah Amerika Serikat Tal Berdaya Cegah Pembakaran Al Quran” diakses dari http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islammancanegara/10/09/08/134095-pemerintah-amerika-serikat-tak-berdayacegah-pembakaran-alquran
8
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Islamophobia yang ditunjukkan oleh fakta-fakta yang sudah disebutkan diatas menjadi sebuah grafik yang naik. B. Teori Persepsi Dalam
pengertian
bebas,
persepsi
diartikan
sebagai cara pandang seseorang memandang orang lain yang didasarkan oleh pengetahuan dan informasi serta fakta – fakta yang dimiliki seseorang. Persepsi diberikan pada
tempat
yang
penting
dalam
pengambilan
keputusan. Hal ini dikarenakan persepsi memandu untuk bertindak tanpa menghiraukan apakah persepsi itu benar atau salah, tindakan – tindakan yang kita ambil berdasarkan pada persepsi kita. Ini dipengaruhi oleh berbagai proses psikologik yang mempengaruhi persepsi (misalnya kehendak untuk merealisasikan tindakan, untuk
mempertahankan
pendapat
sendiri,
untuk
mengurangi kecemasan dan lain sebagainya). dan proses psikologik lainnya yang membentuk kepribadiannya. Jadi sistem keyakinan menjalankan peran yang sangat penting bagi
seseorang.
Sistem
keyakinan
itu
dapat
mengorganisasikan persepsi seseorang terhadap suatu situasi tertentu. 9
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Terdapat tiga komponen dalam persepsi, yaitu nilai, keyakinan dan pengetahuan11. Nilai, merupakan preferensi
terhadap
pernyataan
realitas
tertentu
dibandingkan realitas lainnya. Keyakinan, adalah sikap bahwa suatu deskripsi realitas adalah benar terbukti. Dan pengetahuan, adalah bersumber dari data atau informasi yang diterima dari lingkungan. Bagi para teoritisi perseptual, bahwa pengetahuan mengandung komponen subjektif atau objektif. Fakta tidak berbicara sendiri tapi diberi arti oleh setiap penafsir sesuai dengan titik pandang analitisnya sendiri. Kesimpulan mengenai fakta tergantung pada penafsiran terhadap fakta tersebut. Lebih jauh lagi, fakta tidak muncul dari realitas melainkan dari keping informasi tertentu atas realitas yang diseleksi oleh seorang pengamat sesuai dengan kepentingannya sedang keping informasi lainnya ditolak karena tidak sesuai dengan kepentingannya. Teori persepsi merupakan teori yang terkait dengan sudut pandang aktor negara dalam menghadapi suatu problematika. Teori persepsi juga berhubungan 11
Walter S. Jones, Logika HI : Persepsi Nasional I, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992, hal 276.
10
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
dengan aspek naluri dan kepribadian adalah segi-segi individual yang bersifat statik, sedangkan persepsi atau “citra” yang dimiliki individu bersifat dinamik, karena persepsi
seringkali
berubah.
Ketika
kita
bereaksi
terhadap citra kita tentang dunia di sekitar kita, sebenarnya kita bereaksi terhadap citra kita tentang dunia. Sedangkan dunia nyata dan persepsi kita tentang dunia nyata itu mungkin berbeda, Persepsi dapat memainkan peran penting dalam menentukan perilaku suatu negara. Cara dua negara saling “melihat” satu sama lain sering menentukan cara mereka berinteraksi12. Tindakan oleh aktor sebagai figur pembuat keputusan (decision maker) dijalankan berdasar pada pada apa yang mereka “ketahui” di dalam negerinya, apakah
kondisi
di
negaranya
mendukung
ataupun
menolak. Inilah yang kemudian menjadikan tanggapan seseorang pada situasi atau stimulus tergantung pada bagaimana dia mendefinisikan situasi tersebut. Para pembuat keputusan, seperti halnya manusia lainnya yang dipengaruhi mempengaruhi
12
berbagai persepsi
Mohtar Mas’oed, op, cit, hal. 19.
proses (misalnya
psikologik
yang
kehendak
untuk
11
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
merealisasikan
tindakan,
untuk
mempertahankan
pendapat sendiri, untuk mengurangi kecemasan dan lain sebagainya). Gambaran mengenai teori citra (persepsi) dapat dilihat pada skema berikut ini. Skema 1.1. Hubungan Antara Sistem Keyakinan Dengan Pembuatan Keputusan Sebuah Kebijakan Internasional INPUT
Sistem keyakinan citra tentang apa yang telah, sedang dan akan terjadi (FAKTA)
INFORMASI
Citra tentang apa yang seharusnya terjadi (NILAI)
OUTPUT
Persepsi Tentang Realitas
Keputusan
Sumber : Mohtar Mas’oed, Studi Hubungan Internasional Tingkat Analisis dan Teorisasi, Pusat Antar Universitas-Studi Sosial Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1989, hal. 21.
Teori persepsi (citra) juga berkaitan dengan aspek pilihan rasional (Rational Choice) yang digambarkan 12
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
sebagai suatu proses yang memerlukan informasi yang selengkap mungkin tentang alternatif-alternatif yang ada mengenai tujuan, sarana untuk mencapai tujuan tersebut dan
kemungkinan
konsekuensi
atas
masing-masing
alternatif tersebut. Menurut tokoh politik internasional KJ Holsti menyangkut keyakinan atas citra yang diperoleh menyatakan bahwa : “Sistem keyakinan terdiri dari serangkaian citra yang membentuk keseluruhan kerangka acuan atau sudut pandang (universe) seseorang. Citra-citra tersebut itu meliputi realitas masa lalu, masa kini dan realitas yang diharapkan di masa depan dan preferensi nilai tentang apa yang seharusnya terjadi”.13 Persepsi dan citra yang terbentuk oleh para pengambil keputusan juga dipengaruhi oleh faktor – faktor, seperti : ideologi, kepribadian , tingkat dan lingkungan pendidikan, status sosial, kegiatan dan pengalaman masa lampau, kerugian dan keuntungan
13
Ibid. hal 21
13
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
potensial serta keadaan emosional seseorang14. Jadi orang melakukan tindakan berdasarkan apa yang mereka ketahui. Tanggapan seseorang pada situasi tergantung kepada
bagaimana
ia
mendefinisikan
situasi
itu.
Perbedaan dalam perilaku manusia berkaitan dengan perbedaan cara orang dalam memandang kenyataan tersebut. Persepsi
seorang
tokoh
negara
akan
ikut
mempengaruhi pembutaan keputusan negara tersebut. Hasil/persepsi dari pembuatan keputusan suatu negara sangat dipengaruhi oleh bagaimana cara pandang tokoh – tokoh
negara
tertentu.
Cara
dalam
mendefinisikan
pandang/persepsi
suatu
situasi
seseorang
dalam
mendefinisikan situasi tertentu itu tergantung dari citra dan sistem keyakinan yang dianutnya.
14
Jack C. Plato dan Robert E. Riggs, Kamus Analisa Politik, Raja Grarindo Persada, Jakarta, 1994, hal. 148-149
14
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Bagian #2 Sejarah Islamophobia di Amerika Serikat
15
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Bagian 2 Sejarah Islamophobia di Amerika Serikat A. KONDISI MUSLIM DI AMERIKA SERIKAT 1. Populasi Muslim di Amerika Serikat Terjadinya serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat turut memberikan dinamika baru pada warga muslim di Amerika Serikat sebagai kaum minoritas. Masyarakat internasional pun memberikan porsi atensi lebih pada populasi masyarakat muslim minoritas di Amerika. Masyarakat Muslim Amerika merupakan sebuah mosaik kebudayaan. Ini dibuktikan dengan pengikutnya yang mencakup kelima benua di dunia. Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, kebanyakan kaum Muslim adalah imigran, 77,6 % berbanding 22,4 % yang lahir di AS. Muslim di AS telah meningkat dalam seratus tahun terakhir, dimana sebagain besar pertumbuhan ini didorong oleh adanya imigran. Pada 2005, banyak orang dari negara-negara Islam menjadi penduduk AS - hampir 96.000 – setiap tahun dibanding dua dekade sebelumnya. Sebuah potret nasional tentang umat Muslim sulit untuk digambarkan karena Sensus AS tidak mengajukan pertanyaan tentang agama, dan jumlahnya terlalu kecil 16
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
untuk dapat tampil dalam jumlah yang memadai pada berbagai jajak pendapat. Dalam survey yang dilakukan oleh Pew Research Center15, hampir 60.000 wawancara yang
melibatkan
empat
bahasa
diadakan
untuk
menghasilkan sebuah sampel representatif sejumlah 1.050
orang
dewasa.
Dalam
prosesnya,
PRC
menyimpulkan sebuah prakiraan nasional tentang jumlah umat Muslim yaitu 2,4 juta, 1,5 juta di antaranya merupakan orang dewasa, yang membuat umat Muslim merupakan 0,6 persen dari penduduk AS. Masyarakat Muslim cukup beragam: 35 persen kelahiran setempat, dengan dua pertiga di antaranya merupakan orang Amerika Afrika. 65 persen yang lahir di luar negeri berasal dari 68 negara, sementara mereka yang tidak tergolong kelompok etnis tertentu lebih dari 8 persen.
15
Pew Research Center adalah organisasi think tank Amerika Serikat yang berbasis di Washington DC yang menyediakan informasi mengenai isu, sikap dan kecenderungan yang membentuk Amerika Serikat dan dunia. Pusat dan proyek-proyeknya menerima dana dari The Pew Charitable Trust. Pada tahun 1990, Donald S.Kellermann ditunjuk untuk melayani sebagai direktur pertama yang awalnya dikenal sebagai Pusat Cermin Times. Saat ini lembaga ini beroperasi untuk menjalankan polling opini milik Times Mirror, induk dari Los Angeles Times.
17
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
2. Persebaran Muslim di Amerika Serikat Komunitas Muslim pertama berada di Midwest. Di Dakota Utara, kaum Muslim berkumpul untuk shalat berjamaah di tahun-tahun pertama era 1900-an; di Indiana, sebuah pusat kegiatan Islam dimulai sejak 1914; dan Cedar Rapids, Iowa, adalah rumah bagi Masjid tertua yang masih digunakan hingga sekarang. Daerborn, Michigan, dipinggiran Detroit, adalah tempat Muslim Sunni dan Syiah dari banyak negara Timur Tengah. Bersama umat Kristen dari Timur Tengah, kaum Muslim Michigan membentuk komunitas Arab-Amerika terbesar di negara ini. Galangan kapal di Quincy, Massachusetts, diluar Boston, menyediakan lapangan kerja bagi imigran Muslim sejak tahun 1800-an. Di New England juga telah dibuat sebuah Islamic Center, yang kini menjadi kompleks Masjid besar untuk beribadah bagi para pelaku bisnis, guru, profesional, serta pedagang dan buruh. Di New York, Islam telah hadir dan muncul selama lebih dari satu abad. ‘Rumah’ pertama yang lain bagi imigran Muslim adalah
Chicago,
Illinois,
dimana
beberapa
orang
menyatakan jumlah Muslim yang tinggal disini pada awal 1900-an adalah yang terbanyak diantara kota-kota lain di 18
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
AS. Lebih dari 40 kelompok Muslim telah berdiri di kawasan Chicago. Di Los Angeles dan San Fransisco, California, juga telah menjadi pusat komunitas Muslim yang besar di AS. Islamic Center di California Selatan adalah salah satu entitas Muslim terbesar di AS. Jumlah Masjid di California juga adalah yang terbanyak di AS, yakni sekitar 227 Masjid di tahun 2001. Hampir dua pertiga dari Muslim Amerika tidak melihat adanya konflik antara menjadi seorang Muslim yang istiqamah dan hidup di sebuah masyarakat modern. Ketika ditanya apakah mereka lebih melihat diri sendiri sebagai seorang Muslim atau Amerika, 47 persen mengatakan Muslim. Hal tersebut dapat dibandingkan dengan 42 persen orang Amerika Kristen (dan 62 persen evangelikal) yang mengatakan mereka lebih merasa sebagai orang Kristen baru Amerika. Umat Muslim bisa dibilang sama dan sebangun dengan orang Amerika lainnya dalam urusan agama. Lebih dari 70 persen berkata agama sangat penting dalam kehidupan mereka, 61 persen beribadah setiap hari, dan 40 persen pergi ke masjid sekali seminggu. Survei tersebut juga menampilkan bahwa orang-orang AfrikaAmerika kelahiran Amerika merupakan bagian paling 19
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
terasingkan dari populasi Muslim. Berurusan dengan intoleransi rasial dan agama, mereka merasa lebih tidak puas dengan kehidupan Amerika dan lebih percaya dibandingkan dengan yang lainnya bahwa umat Muslim seharusnya tetap dipisahkan dari masyarakat. Fakta lain menyebutkan bahwa Islam pasca tragedy 9/11 menjadi agama yang popular di Amerika Serikat. Ini diindikasikan dengan jumlah warga Amerika Serikat yang menjadi muallaf pasca tragedy 9/11. Tabel 1.1 Muslim Dalam Angka Jumlah 2,6 Juta 6,2 Juta 1 kali 2 orang
Fakta Muslim yang tinggal di Amerika Serikat Proyeksi
jumlah
populasi
muslim
di
Amerika Serikat pada tahun 2030 Musim tayang siarang “Arabs Got Talent” Muslim yang menjadi anggota DPR Amerika Serikat
5
Televisi kabel yang menyiarkan Al Jazeera
saluran
di Amerika Serikat
36 orang 55 orang
Bayi yang bernama Osama yang lahir di Amerika Serikat pada tahun 2001 Bayi bernama Osama yang lahir dalam 20
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
rentang waktu 2002-2009 93 % 48 %
Muslim di Amerika Serikat percaya kalau muslim di AS loyal kepada pemerintah Muslim di Amerika Serikat yang mengaku mendapat pelecahan agama (Data Muslim dalam Angka)16
B. SEBELUM TRAGEDI 9/11 Islamophobia di Amerika Serikat memiliki ajar sejarah yang panjang. Ditarik dari sejarah perang salib yang mengakibatkan Kristen mengalami kekalahan, dan ini mengkonstruksikan Islamophobia dalam pikiran dan budaya barat, termasuk Amerika Serikat. Ekspresi Islamophobia baru belakangan ini kembali mencuat. Itu karena rival ideologis Barat, MarxistKomunisme Uni soviet telah kolaps di akhir penghujung abad ke-20 lalu. Kekosongan rival ideologis tersebut memunculkan kekhawatiran dari pihak Barat atas bangkitnya Islam sebagai kekuatan ideologis yang akan mengkaunter dominasi serta hegemoni Barat.
16
Diakses di http://id.berita.yahoo.com/satu-dekade-9-11-muslim-dalamangka-140349528.html
21
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Gagasan ini diperkuat oleh Samuel Huntington dalam tesisnya tentang benturan peradaban. Huntington mengatakan musuh potensial Barat setelah tumbangnya Komunisme
adalah
Islam.
Huntington
berdasarkan
argumennya pada fakta yang menunjukkan adanya serta maraknya kebangkitan gerakan Islam di negara-negara Arab dan non-Arab di dunia Islam. Tahun 1980, di Amerika Serikat muncul beberapa film yang sangat kental dengan nuansa Islamophobia. Film-film seperti pemboman Libanon, Pengeboman Berlin, Back to the Future sangat mempertontonkan bahwa Islam sebagai agama yang menyukai peperangan dan kekerasan. Ini ditunjukkan ketika Bazooka yang dipakai
adalah
merupakan
Bazooka
Negara
Libya
kawasan
yang
Timur
notabenenya Tengah
yang
diidentikkan dengan Islam17. Ini membuat pikiran masyarakat Amerika Serikat terkonstruksi sesuai dengan apa yang mereka lihat dalam film. Tidak hanya film, Islamophobia di Amerika Serikat juga ditunjukkan melalui
17
“Pemicu Islamophobia King Mengakar Dalam Film-Film 80an” diakses dari http://indonesia.faithfreedom.org/forum/pemicu-islamophobia-kingmengakar-dalam-film-film-80an-t43462/
22
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
komik-komik yang beredar luas di Amerika pada tahun 1980an. Edisi awal buku komik G.I. Joe, contohnya, memiliki
para
pahlawan
yang
berselang-seling
memerangi orang-orang Iran dan "menyusup sebuah negara Teluk Persia. Demikian juga, dalam posisi pertama Perang Teluk, ada permainan papan penyetanan Muslim untuk anak-anak seperti "The Butcher Baghdad" dan "Arabian Nightmare." Dan, tentu saja, ada Federasi Gulat Dunia (World Wrestling Federation – WWF), yang orang-orang jahatnya adalah Sheikh Besi yang berpakaian dengan Khafiyeh – digambarkan oleh salah satu publikasi gulat pada saat yang bersamaan sebagai seorang "pembunuh bayaran jahat yang tidak memiliki belas kasihan dalam serangan teroris di AS18.” Dalam hal kekerasan terhadap pemeluk islam di Amerika Serikat, data yang dikeluarkan oleh Biro Investigasi Amerika Serikat menyebutkan bahwa pada tahun 2000, kegiatan vandalism karena Islamophobia sebanyak 28 kasus. Namun jumlah tersebut meningkat menjadi hampir lebih dari 4 kali lipat pasca terjadi
18
Ibid
23
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
penyerangan 11 september. Data pada tahun 2006 menyebutkan, kasus vandalism yang disebabkan karena islamophobia mencapai jumlah 144 kasus. C. SETELAH TRAGEDI 9/11 Pasca tragedy 9/11, Amerika Serikat dibawah komando Presiden George W. Bush, menjalankan misi perang terhadap teroris yang kemudian dikenal dengan Global War On Terrorism (GWOT). Muslim Amerika tidak ragu dalam menyatakan ketidaksetujuan
mereka
kepada
perang
terhadap
terorisme dan pengaruhnya kepada kehidupan mereka. Mayoritas muslim Amerika (53%) menyatakan bahwa kehidupan mereka menjadi semakin sulit pasca tragedy 11 september. Hal ini diperburuk dengan pernyataan Presiden George W. Bush dalam menjawab pertanyaan wartawan pada tanggal 16 September 2001. “Question : Mr. Presiden, the attorney general is going to ask for enhanced law enforcement authority to surveil and – things to disrupt terrorism that might be planned here in the United 24
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Statse. What will that mean for the rights of Americans? The President : …….. this is a new kind of – a new kind of evil, and we understand. And the American people are beginning to understand. This crusade. This war on terrorism is going to take a while. And the American people must be patient. I’m going to be patient.”19 Namun sesudah itu, karena pemberitaan media massa yang gencar, Presiden Bush segera melakukan tindakan untuk meredam kekahwatiran muslim Amerika dengan mengunjuni pusat islam di Washington, karena pernyataan “crusade” (dinyatakan secara sadar atau tidak) yang diartikan sebagai perang salib, telah membuka kembali luka lama atas perseteruan umat Kristen Eropa dan Islam. Penggagas Perang Salib I adalah Paus Urban II yang pada tahun 1095 menyelenggarakan Konsili Clermont, dimana perang suci diserukan, dengan
19
Diakses dari http://www.whitehouse.gov/news/release/2001/09/20010916-2.html
25
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
tujuan untuk merebut tanah suci dari tangan muslim. Sebagai tindak lanjut dari pertemuan konsili, dibentuklah pasukan Pejuang Salib yang amat besar, terdiri dari para tentara dan puluhan ribu rakyat biasa. Setelah perjalanan yang panjang dan sulit serta begitu banyak perampasan dan pembantaian orang-orang muslim, para pejuang salib mencapai Yerusalem pada tahun 1099. Pernyataan Crussade Presiden Bush tersebut walaupun tidak menjadi perhatian didalam negeri namun berbagai kalangan di luar negeri menanggapinya dengan serius. Soheib Bensheikh, seorang imam besar Mesjid di Marseille, Perancis menyatakan bahwa penggunaan kata crusade sangat disayangkan. Hal tersebut mengingatkan pada tindakan kekejaman operasi militer terhadap dunia islam oleh para ksatria Kristen yang berupaya menguasai Yerusalem berulangkali dalam kurun waktu beberapa ratus tahun. Sementara Menteri Luar Negeri Perancis menyatakan untuk tidak terjerumus kedalam perangkap benturan peradaban yang dipicu oleh tindakan para pelaku penyerangan 11 September 200120.
20
Diakses dari http://www.esmonitor.com/2001/0919/p12s2-woeu.htm
26
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Kejadian 9/11 adalah suatu rangkaian serangan oleh para teroris terhadap symbol kekuasaan Amerika, yaitu symbol perdagangan (World Trade Center) atau menara kembar dan symbol kekuatan militer Pentagon dengan menggunakan pesawat penumpang. Sementara satu sasaran lainnyam yaitu Gedung Putih luput karena pesawat yang digunakan untuk menghancurkannya jatuh sebelum mencapai tujuan. Korban meninggal akibat serangan atas WTC mencapai lebih dari 2.600 orang sementara 125 orang meninggal di Pentagon dan 256 orang lainnya dalam 4 pesawat yang digunakan untuk menyerang sasaran21. Menurut
Komisi
9/11
dalam
laporannya,
disebutkan bahwa serangan terhadap symbol-simbol penting Amerika tersebut diakibatkan oleh 19 orang muda Arab yang bertindak atas nama Islam ekstrim yang bermarkas di Afghanistan. Berdasarkan laporan tersebut. Peristiwa 9/11 sebenarnya bukanlah suatu kejutan karena berbagai peristiwa telah mendahuluinya, antara lain serangan terhadap WTC dengan menggunakan bom
21
Diakses dari http://www.gpoaccess.gov/911/pdf/execsummary.pdf
27
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
truck oleh kelompok Ramzi Yousef pada tahun 199322, peristiwa Black Hawk Down23 di Somalia oleh kelompok yang mendapat bantuan dari Al Qaeda pada tahun yang sa,a, serangan bom truk terhadap kompleks Khobar Tower di Arab Saudi oleh Saudo Hezbollah. Dengan
peristiwa
tersebut
diatas,
maka
dampaknya membuat kehidupan muslim di Amerika menjadi tidak lebih mudah setelah peristiwa 9/11 dikarenakan persepsi yang keliru mengenai Islam dan muslim pada kalangan masyarakat umum maupun pemerintah.
Setelah
peristiwa
diskriminatif
(pemecatan
seorang
9/11,
perlakuan
pekerja
wanita
muslimah di sebuah perusahaan di St. Louis karena tidak 22
Lebih jelas lihat di http://www.cnn.com/2003/US/Northeast/02/26/wte.bombing/, Pada tanggal 26 februari 1993, sebuah bom mobil diledakkan dibawah Menara Satu dari WTC New York. Bom seberat 680 Kg tersebut dimaksudkan untuk merobohkan Menara Satu ke Menara Dua sehingga kedua Menara tersebut runtuh dan menimbulkan ribuan korban jiwa. Rencana tersebut gagal, namun 6 orang meninggal dan 1042 orang terluka. Serangangan tersebut direncanakan oleh Ramzi Yousef dan kawan-kawannya. 23 Lebih jelas lihat di http://en.wikipedia.org/wiki/Battle_of_Mogadishu_%281993%29 Dalam sebuah operasi melawan milisi Somalia yang dipimpin oleh Mohammed Farrah Aidid, Amerika Serikat didukung oleh pasukan PBB, UNOSOM II (Perang Mogadishu), mengerahkan beberapa helicopter tempur. Dua helicopter MH-60 Black Hawk ditembak jatuh dan tiga lainnya rusak oleh milisi Aidid.
28
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
mau
melepas
jilbab
yang
dikenakannya)
maupun
kekerasan (seorang muslim pemilik took yang berasal dari Pakistan meninggal ditembak oleh orang yang tidak dikenal pada 15 september 2001 di Dallas, Texas) terhadap
muslim
Amerika
meningkat.
Berdasarkan
laporan dari CAIR, lima hari setelah peristiwa 9/11, jumlah anti-muslim mencapai 210 kejadian. Tanggal 20 september 2001, atau 9 hari setelah 9.11, CAIR mendokumentasikan 500 kejadian. Pandangan yang penuh kemarahan, nahasa tubuh yang tidak patut, pesan penuh kebencian di internet, ancaman bom dan lainnya ditujukan kepada muslim dan arab amerika.24 D. Fakta Meningkatnya Islamophobia di Amerika Serikat Terlepas dari pandangan-pandangan positif dari masyarakat
mereka,
kebanyakan
Muslim
merasa
kehidupan mereka menjadi semakin sulit sejak 11/9. Sekitar 54 persen berkata bahwa perang melawan teror hanya mengejar umat Muslim. Prasangka, anggapan sebagai teroris, dan ketidakpedulian terhadap Islam
24
Diakses dari http://www.religioustolerance.org/reac_ter1.htm
29
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
menempati posisi teratas dalam daftar permasalahan mereka. Baik laki-laki maupun perempuan sama-sama mengkhawatirkan perlakuan terhadap perempuan yang mengenakan
jilbab.
Empat
puluh
tiga
persen
perempuan selalu memakai penutup kepala, sementara 48 persen lainnya tidak pernah memakainya. Survey berbeda dilakukan oleh Institut Riset Agama Publik Amerika Serikat, mereka mengadakan survey kepada warga Amerika terkait dengan imigran dan keamanan bangsa. Disebutkan oleh Direktur Institut Riset Publik Amerika Serikat, Amerika sangat ketakutan dengan segala hal yang berbau Islam. Konstitusi dasar Amerika sangat menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia, sehingga mereka harus bergulat antara ketakutan mereka terhadap Islam dengan kebebasan untuk memeluk agama sebagai salah satu hak individual. Jajak pendapat menemukan bukti bahwa 53 persen percaya negara ini sekarang lebih aman daripada sebelum serangan 11 September, tetapi mereka memiliki kebebasan pribadi yang terbatas dan Amerika dirasakan sebagai negara yang kurang dihormati di dunia. Temuan lainnya, Hampir setengah dari warga Amerika merasa tidak
nyaman
dengan
seorang
perempuan,
yang 30
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
mengenakan burka serta masjid yang sedang dibangun di lingkungan mereka atau ketika melihat seorang Muslim yang sedang shalat di bandara. 41 persen juga merasa tidak nyaman jika guru di sekolah dasar di komunitas mereka adalah Muslim. 47 persen dari responden survei mengatakan nilai-nilai Islam asing dengan nilai-nilai Amerika, sementara 48 persen tidak setuju dengan pendapat ini25. Data dari Biro Investigasi Federal Amerika Serikat menyebutkan, kejahatan yang disebabkan Islamophobia mengalami peningkatan yang cukup signifikan pasca terjadinya penyerangan 11 september. Data tersebut mengungkapkan pada tahun 2000 (sebelum terjadi penyerangan 11 september) terjadi kejahatan karena Islamophobia sebanyak 28 kasus, dan meningkat lebih dari 4 kali lipat pada menjadi 156 pada tahun 2006 (pasca terjadinya penyerangan 11 september). Pada survey tahun 2003, Pew Research Center melaporkan bahwa persentase orang Amerika yang 25
Diakses di http://www.christianpost.com/news/9-11-survey-manyamericans-uncomfortable-with-muslims55229/; http://m.sltrib.com/sltrib/mobile/52537303-87/percentamericans-muslimsreligious.html.csp; http://www.presstv.ir/detail/197964.html
31
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
memandang kurang baik Islam meningkat satu persen menjadi 34% dari 2002 dan 2003, lalu meningkat lagi dua persen menjadi 36% ditahun 200526. Penelitian lain yang dilakukan oleh The Washington Post menemukan bahwa citra buruk tentang Islam merambat naik hingga 49 persen di kalangan orang Amerika27. Dampak yang paling sering diterima oleh muslim Amerika Serikat pasca tragedy 9/11 ialah salah satunya terbatasanya kebebasan sipil. Survey yang dilakukan oleh Cornell University menemukan sekitar 44 % penduduk
Amerika
Serikat
mempercayai
bahwa
pemerintah Amerika Serikat seharusnya membatasi kebebasan sipil penduduk muslim Amerika. Penduduk muslim Amerika Serikat sering mengalami kesulitan menjalani kehidupannya di Amerika setelah peristiwa 9/11 ini. Survey dari lembaga ini juga menyatakan bahwa
27
%
dari
1000
responden
mendukung
persyaratan bahwa seluruh penduduk muslim Amerika Serikat untuk mendaftarkan alamat rumah mereka ke 26
“Views of Muslim-Americans hold steady after London Bombings - Pew Research Center” 26 July 2005 27
“Saatnya Memahami Islam dan Muslim Amerika” diakses dari http://www.hidayatullah.com/read/17366/04/06/2011/saatnyamemahami-islam-dan-muslim-amerika.html
32
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
pemerintahan federal dan 29 % percaya bahwa agen bawah tanah seharusnya menginfiltrasi organisasi muslim sipil28. Diskriminasi terhadap muslim Amerika juga terjadi secara terorganisir, bukan lagi kegiatan yang insindental. Di New Jersey, ketika komunitas muslim akan membangun masjid, dan mengajukan permohonan izin dengan mendirikan masjid, tidak lama setelah itu tersebar pamphlet ke rumah penduduk yang berbunyi “ kelompok ekstrimis yang memiliki jaringan dengan teroris akan membangun peribadatannya disini”29. Diskriminasi terhadap muslim Amerika juga dialami oleh wanita-wanita yang memakai jilbab. Profesor Sonia Ghumman dari Universitas Hawaii di Sekolah Bisnis Manoa Shidler telah menyelesaikan sebuah penelitian pemasaran intensif tentang efek dari wanita Muslim yang memakai jilbab di AS. Penelitian
28
Erik C. Nisbet and James Shanahan, “MSRG Special Report: Restrictions on Civil Liberties, Views of Islam, and Muslim Americans,” December 2004, http://www.comm.cornell.edu/msrg/report1a.pdf (based on a study of 715 completed telephone interviews with respondents across the United States) (hereinafter Cornell study). 29 Alwi, Shihab, Membedah Islam di Barat, Menepis Tudingan Meluruskan Kesalahpahaman, Gramedia, Jakarta :2004 hlm 7
33
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Ghumman memeriksa ekspektasi yang dimiliki oleh wanita berjilbab mengenai peluang kerja mereka. Survey yang mengambil sampel sebanyak 219 muslimah ini mengambil judul mengenai pengalaman mereka mencari kerja. Survey ini menyebutkan sebanyak 30 % wanita muslim yang memakai jilbab di AMerika khawatir ketika melamar kerja. 88 % wanita di Amerika tidak mau melepas jilbab ketika melamar kerja. 63 % dari responden mengetahui mengetahui sejumlah insiden dimana wanita berjilbab menolak untuk bekerja. 22 % mengatakan mereka sendiri menolak untuk bekerja karena busana yang mereka kenakan. Menurut Professor Ghumman wanita muslimah memakai jilbab sebagai sebuah kewajiban agama dan ekspresi dari identitas mereka
sebagai
seorang
muslim.
Namun
pada
kenyataannya bahwa wanita berjilbab disteorotip sebagai kuno, tidak professional dan bahkan teroris30. Selain itu menurut Komisi Kesempatan Kerja Setara (EEOC) terdapat peningkatan 153% dalam diskriminasi di tempat kerja yang diklaim oleh kaum
30
http://www.suaramedia.com/berita-dunia/dunia-islam/29638-risetmuslim-berjilbab-hadapi-diskriminasi-di-tempat-kerja.html
34
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Muslim setelah serangan 11 September31. Pada tahun 2009,
425
wanita
muslim
mengajukan
keluhan
diskriminasi di tempat kerja kepada EEOC. Dalam 3 bulan pertama tahun 2010, Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) menerima keluhan sebanyak 43 laporan dari wanita berjilbab. Diskriminasi terhadap wanitia yang memakai jilbab juga terjadi di Washington DC. Nadia Hassan seorang perempuan muslimah yang memakai jilbab harus melepas jilbabnya ketika melewati detector logam pada perjalanan dari Bandara Internasional Dulles ke California. Wanita ini diperiksa dihadapan penumpang lain, walaupun pada faktanya Nadia Hassan tidak membuat detector logam berbunyi. Alasan yang diajukan oleh petugas adalah dikarenakan dia memakai jilbab32. Selain itu perilaku diskriminasi yang disebabkan oleh Islamophobia di Amerika Serikat menurut laporan CAIR cukup tinggi di tahun 2009 – 2010. Berikut
31 32
ibid Ibid
35
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
merupakan tabel daftar perilaku diskriminasi terhadap muslim di Amerika menurut laporan CAIR. Tabel 1.2 Daftar Perilaku Diskriminasi Terhadap Muslim di Amerika No.
Tanggal
Kejadian Sebanyak 20 orang dari kelompok studi bibel mengganggu ibadah
1
1
Februari
2009
kaum Muslim di Islamic Society of Tampa Bay. Mereka mengacungkan tanda salib dan tanduk kerbau pada umat Islam di sana Mantan senator AS Rick Santorum berpidato di depan mahasiswa Universitas Nebraska-Lincoln.
2
17 2009
Februari
Dalam pidatonya ia mengatakan Islam dan demokrasi tak bisa sejalan karena penganut Islam kolot sudut pandangnya. Santorum mengatakan: "Demokrasi tak bisa diterapkan 36
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
(di Islam) karena Muhammad (Nabi Muhammad SAW) sudah membuat hukum yang baku. Alquran ya sudah begitu saja, tak bisa diubah atau ditafsirkan lain, karena itu dia hanya ditulis untuk orang Islam Kandidat Dewan Kota Bell City yang beragama Islam, Ali Saleh, mendapat teror dari selebaran gelap. Isi selebaran itu: tulisan 'Islam akan menguasai dunia', 3
5 Maret 2009
gambar ulama Irak, gedung WTC terbakar, dan sekelompok teroris berdiri dibelakang sandera yang berlutut, serta tulisan 'Jangan Pilih Muslim untuk Anggota Dewan Kota Bell City 2009'
4
4 September 2009
Wali Kota Tennessee menyebarkan email anti-Islam ke seluruh PNS di bawahnya.
37
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Memprotes terbitnya prangko Idul Fitri di AS Empat anggota Kongres AS 5
14
Oktober
2009
menuduh sejumlah tenaga magang di Capitol Hill sebagai mata-mata. Para tenaga magang itu beragama Islam
6
10 Desember 2009
Kartun vulgar yang menghina Islam muncul di sejumlah tempat di St Cloud Minnesota. Calon anggota kongres Lynne Togerson mengatakan Islam
7
10 Desember
menyetujui kekerasan dan
2009
kriminalitas. Oleh sebab itu, orang Islam seharusnya tak dilindungi hukum AS Anggota Dewan Kota Lancaster California Sherry Marquez yang
8
28 2010
Januari
mem-posting- tulisan di wall Facebooknya. Ia mengomentari soal hukum pancung Islam dengan mengatakan, "Inilah agama Islam 38
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
sesungguhnya. Hukum pancung, membunuh yang didukung negara, ini yang akan datang ke rakyat AS." Diskusi panel soal jihad di Washington DC. Salah satu materinya adalah Islam menentang kebebasan 9
17
Februari
2010
berpendapat. Dalam diskusi juga digambarkan seakan-akan Presiden AS Barack Obama pernah ke Pakistan pada 1980-an untuk keperluan membeli narkoba dan jihad The Emerald Coast Tea Party Patriot mengundang Ketua
10
9 Juli 2010
gerakan anti-Islam ACT! Brigitte Gabriel untuk jadi pembicara utama dalam pawai mereka di Florida
11
18 Juli 2010
Sejumlah warga menolak pembangunan masjid di Temecula 39
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
California. Alasan mereka, masjid menjadi tempat persembunyian ekstrimis Islam. Pendeta lokal yang menentang masjid ini mengatakan, "Pengaruh Islam tidak dominan di sini dan kami tidak ingin melihat Islam menyebar. Anggota LSM anti-Islam ACT! mendesak dewan sekolah di Fountain Valley California untuk 12
22 Juli 2010
meralat buku mata pelajaran ilmu sosial. Mereka menilai dalam buku itu citra Islam sangat baik dan tidak sesuai kenyataan. Bakal calon gubernur Tennessee
13
27 Juli 2010
Ron Ramsey mengatakan Islam bukanlah agama melainkan sebuah sekte
14
18 2010
Agustus
Calon anggota Kongres AS Ron McNeil mengatakan di depan forum remaja SMA dan SMP di 40
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Panama City Florida bahwa Islam bertentangan dengan apapun yang Amerika Serikat perjuangkan. Sejumlah warga yang marah berunjuk rasa di depan masjid Connecticut. Mereka membawa 15
7
Agustus
2010
spanduk dan berteriak-teriak, "Islam adalah kebohongan", "Yesus membenci Islam". Seorang pendemo meneriakkan kata-kata, "Kamu pembunuh!" pada seorang anak yang baru keluar dari masjid Iklan menentang pendirian Pusat
16
9
Agustus
2010
Kegiatan Islam di WTC beredar di sejumlah bus di New York. Tulisan dalam iklan itu, "Why There?" Di kota Florence, Kentucky,
17
18 2010
Agustus
beredar selebaran yang menentang pembangunan masjid. Dalam selebaran itu tertulis: 41
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
"Kami adalah Amerika Serikat, bukan negara Islam." Proposal pembangunan masjid dan pusat kegiatan Islam di 18
23
Agustus
2010
Murfreesboro, Tenneesee ditentang warga. Warga khawatir kalau bangunan berdiri maka kota mereka akan menerapkan syariat Islam. Iklan di taksi Chicago berjudul,
19
25
Agustus
2010
"Stop Islamisasi di AS". Iklan itu juga menyatakan kaum perempuan yang meninggalkan Islam berada dalam bahaya.
20
11
Pendeta Terry Jones mengancam
September
akan membakar 200 Alquran.
2010 Artikel dari anggota Kongres asal 21
9 November
Florida Allan West yang berisi
2010
kalimat, "Islam adalah ideologi politik yang totaliter. Islam
42
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
bukanlah agama. Islam bukanlah agama bahkan sejak 622 Masehi." Diskriminasi muslim di Amerika Serikat yang diakibatkan oleh Islamophobia dilakukan tidak hanya oleh kelompok masyarakat maupun perorangan. Namun FBI sebagai biro federal Amerika Serikat juga melakukan tindakan diskriminasi terhadap muslim di Amerika. Dalam pamflet yang dikeluarkan oleh The Council of Islamic Organizations of Greater Chicago (CIOGC), lebih dari 500 ribu Muslim diinterview oleh FBI. 144.513 di sidik jari di bawah registrasi khusus, sekitar 28 ribu ditahan dan 17 ribu di deportasi. Bahkan gaji pekerja Muslim turun 10 persen akibat kebijakan yang berbau Islamophobia33. Selain itu, Islamophobia di Amerika Serikat juga telah masuk ke dalam dunia kampus. Di George Washington University, ketika mahasiswa dan pihak fakultas kembali dari liburan akhir pekan, mereka dikejutkan dengan poster-poster dan selebaran yang
33
Diakses dari http://www.jkmhal.com/print.php?sec=content&cat=9&id=6111
43
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
dipasang di depan kampus. Adapun poster tersebut bertuliskan “HATE MUSLIM? SO DO WE!!!”. Tulisantulisan itu disertai gambar seorang laki-laki yang berdiri di samping sebuah diagaram yang berisi daftar yang menggambarkan tipikal orang Islam. Dalam selebaran yang disebarkan di kampus tersebut, juga diumumkan gerakan kampanye anti-Islam yang akan digelar di 200 kampus di seluruh AS34. Islamophobia di Amerika juga telah terjadi dalam insdustri makanan. Kelompok sayap kanan Amerika Serikat menolak promosi makanan dari perusahaan retail makanan Whole Foods yang mempromosikan makanan halal khusus untuk masyarakat muslim Amerika Serikat yang merayakan Ramadhan. Kelompok sayap kanan Amerika ini menuduh bahwa perusahaan ini akan menyebarkan tradisi Islam yaitu, Ramadhan. Akhirnya perusahaan ini menginstruksikan kepada semua toko untuk tidak menggunakan nama ramadhan dalam promosinya35.
34
Diakses dari http://myquran.org/forum/index.php?topic=28614.0 “Islamophobia di Amerika Merambah Promosi Makanan” diakses dari http://www.muslimdaily.net/berita/internasional/8021/islamophobia-diamerika-merambah-promosi-makanan 35
44
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Survei yang dilakukan Gallup Center for Muslim Studi menunjukkan bahwa 4 dari 10 orang Amerika mengalami prasangka anti-muslim. Dalam penelitian tahunan yang dirilis menunjukkan bahwa 58 persen orang AS mengatakan bahwa banyak diskriminasi yang terjadi akibat dari Islam phobia terhadap Muslim AS. Sedangkan
menurut
survei
Pew,
kepercayaan
di
kalangan warga AS bahwa Islam mendorong kekerasan telah mengalami fluktuasi pasca tragedy WTC. Pada tahun 2007, 45 persen orang AS berpendapat bahwa Islam lebih mungkin mendorong kekerasan daripada agama lain. Dimana, angka tertinggi dari kelompok yang mengatakan bahwa Islam mendorong kekerasan adalah Republikan Konservatif, yaitu sebanyak 68 persen. Fakta tersebut visa dilihat dari artikel Elaine Sciolino, “A Voice to Calm the Angry Americana” yang dimuat New York Times, dimana seorang pembaca dari Montana menulis, “Saya benci kalian semua (Muslim) serta agama dan ajarannya. Dimana, akan terjadi konflik besar di masa depan, suatu pertempuran yang dahsyat di antara agama kalian (Islam) dengan agama kami (Kristen). Seorang pembaca lainnya bernama Tom menulis, “Saya ini warga AS. Saya tidak sabaran 45
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
menunggu, sehingga kami tidak perlu lagi berurusan dengan kalian (Muslim).” Pasca peristiwa 11 September 2001, Pemerintah AS tidak memberikan visa bagi sejumlah cendikiawan Muslim yang dicurigai memberikan dukungan pada kelompok-kelompok yang dianggap teroris. Kasus di setiap bulan Ramadhan, dimana sejumlah cendikiawan dan ulama dari luar negeri yang diundang untuk berceramah dan menjadi imam shalat Tarawih tidak mendapatkan izin masuk, bahkan yang sudah berada di AS kemudian dideportasi. Kondisi ini berimbas pada rencana kegiatan secara keseluruhan, sehingga jadwal yang telah disusun oleh sejumlah pusat kegiatan Islam selama Ramadhan harus diubah. Kasus cendikiawan muslim Tariq Ramadhan juga tak
diizinkan
masuk.
Pemerintah
AS
menuduh
Ramadhan telah memberikan donasi sebesar 600 Euro ke sebuah lembaga kemanusiaan resmi di Perancis. Pada 2005 cendikiawan Muslim asal Inggris, Zaki Badawi yang tidak diizinkan masuk ke AS dan tertahan di Bandara John F Kennedy, New York. Meskipun tujuannya ke AS
46
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
memberikan kuliah tentang hukum dan agama di Chautauqua Institution.36 Islamophobia di Amerika Serikat juga ditunjukkan oleh Pamella Geller yang merupakan seorang blogger anti-Islam Amerika, selain juga penulis, aktivis politik, dan seorang komentator. Bersama Robert Spencer, Geller mendirikan Freedom Defense Intitiative, dan Stop Islamization of America. Ia turut menulis The PostAmerican Presidency: The Obama Administration’s War on America . Weblog-nya, “Atlas Shrugs”, yang sangat terkenal di kalangan orang yang membenci Islam diberi nama sebagai penghormatan pada Ayn Rand yang menulis novel dengan judul yang sama. Oleh para pengamat, Geller disebut sebagai ekstrem kanan. Pamella Geller menulis buku dengan judul “Hentikan Islamisasi Amerika: Sebuah Panduan Praktis untuk Perlawanan”. Dalam buku ini, Geller mengemukakan bahwa Amerika Serikat sedang diserang supremasi islam dan syariah islam. Bukti dari pendapat Geller ini adalah disetiap makanan harus ada label halal dari Majlis Ulama Islam di Amerika Serikat, atau restoran-restroran 36
ibid
47
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
harus mencantumkan tulisan halal di depan toko atau restoran mereka. E.
Homeland Security Act Homeland
Security
Act
atau
undang-undang
keamanan Negara tahun 2002 untuk pertama kalinya secara resmi diperkenalkan kepada public Amerika Serikat pada tanggal 25 November 2002, didukung oleh 118 anggota kongres dan ditandatangani oleh Presiden George W, Bush. Undang-undang ini diprakarsai karena adanya kekhawatiran terhadap keamanan dalam negeri AS pasca adanya serangan teroris terhadap gedung World Trade Center yang menewaskan lebih dari 3000 orang dan adanya serangkaian pengiriman paket dan surat yang dimuati Anthrax yang terjadi di AS dan menimbulkan keresahan masyarakat terhadap keamanan dalam negeri AS. Kemudian mengikuti disahkannya HSA, terbentuklah departemen baru lengkap dengan jabatan menteri baru dalam kabinet AS, yaitu United States Departement of Homeland Security dan Secretary of Homeland Security. Undang-undang ini memungkinkan tersangka ditahan tanpa tuduhan dan tanpa pembelaan memadai. Juga memberi
penyidik
kewenangan
luar
biasa
untuk 48
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
menggeledah, menyadap, menginterograsi dan mematamatai aktivitas seseorang tanpa izin pengadilan37. Mengutip Henry Kissinger, mantan menteri luar negeri AS, yang menyatakan bahwa national interest suatu Negara adalah sesuatu yang tidak bisa ditawartawar lagi posisinya, kita bisa memahami bahwa HSA tahun 2002 merupakan implementasi dari keinginan AS untuk
melakukan
langkah-langkah
preventif
dalam
rangkaian global war on terror. Namun masalah muncul ketika implementasinya justru menimbulkan diskriminasi terhadap kelompok agama tertentu, terutama dalam bidang keimigrasian dan transportasi di AS. Seperti yang terlihat dalam kebijakan transportasi dan imigrasi AS menurut HAS bagian keempat tentang Directorate of Border and transportation Security yang berisi regulasiregulasi tentang bagaimana pemerintah AS akan menjaga wilayah dan perbatasannya untuk mencegah masuknya teroris maupun alat-alat yang dapat digunakan untuk mendukung aksi terorisme. Memang tidak dapat dikesampingkan fakta bahwa
37
Diakses dari http://www.fema.gov.id.mk.gd/pdf/emergency/nrf/nrfauthorities.pdf
49
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
serangan terrorist terhadap gedung kembar WTC dan serangkaian aksi-aksi terror lain yang terjadi di AS, selalu dikaitkan dengan keberadaan Al-Qaeda, kelompok milisi radikal yang menggunakan Islam sebagai justifikasi atas aksi-aksi kekerasan yang dilakukannya. Ditambah dengan pemahaman yang minim dan munculnya stereotyping terhadap orang-orang Islam di AS, namun tetap saja tidak bisa dijadikan pembenaran untuk HSA yang kini justru menjadi
suatu
dari Islamophobia yang
bentuk terjadi
implementasi di
tengah-tengah
masyarakat AS. Melalaui undang-undang Homeland Security Act ini, seorang petugas diperkenankan untuk memeriksa siapapun yang dicurigai sebagai terorisme. Dampak yang paling nyata dari undang-undang ini adalah pada system imigrasi. Banyak muslim yang akan masuk ke Amerika Serikat tertahan di bandara Amerika Serikat, bahkan ada yang dideportasi. Ini disebabkan karena warga muslim tersebut menggunakan nama muslim, sehingga dicurigai sebagai teroris. Bintang film Bollywood, Shah Rukh Khan, harus diinterograsi di bandara amerika serikat dikarenakan memiliki nama muslim yaitu Khan. Walau sudah 50
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
dijelaskan secara menyuluruh, Shah Rukh Khan tetap tidak dilepaskan hingga Konsulat India di Amerika datang untuk memberikan jaminan dan melepaskan Shakh Rukh Khan. Di Arizona, 2 muslim harus meninggalkan pesawat dan diinterogasi. Ini disebabkan oleh keduanya berbicara menggunakan bahasa non Inggris. Di Michigan, seorang Muslim Nigeria juga harus dikeluarkan dari pesawat karena
berlama-lama
di
toilet.
Yang
kemudian
diinterogasi oleh pihak bandara. Selain itu, undang-unang Homeland Security Act juga mengizinkan aparat keamanan untuk memeriksa siapapun yang dianggap berhubungan dengab seseorang yang masuk daftar hitam terduga teroris, ataupun berhubungan dengan imam masjid. Di Illinois, seorang muslim berumur 31 tahun harus diinterogasi oleh FBI karena bertukar surat elektronik dengan seorang muslim yang sedang mereka awasi. Selain itu, seorang veteran Marinir Amerika Serikat bernama Mashal terpaksa harus diturunkan dari pesawat dan diinterogasi oleh FBI dikarenakan dia bertukar surat dengan seorang imam masjid di Amerika Serikat. Undang-Undang Homeland Security Act ini tidak 51
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
hanya digunakan oleh aparat keamanan, namun sudah dipakain oleh semua pihak. Salah satunya adalah Pilot. Di Amerika Serikat, seorang pilot mengeluarkan 2 orang penumpangnya karena berjenggot dan berpenampilan seperti orang arab. Keduanya bernama Masudur Rahman dan Mohamed Zaghloul, seorang imam muslim di Amerika Serikat. Keduanya dianggap sebagai ancaman keamanan oleh Pilot tersebut.
Pada 2009, sembilan anggota
keluarga Muslim dipindahkan dari penerbangan domestik AirTran Airways setelah mereka bercakap tentang tempat duduk di pesawat. Insiden lain terjadi pada 2006 ketika enam orang imam dipaksa keluar dari pesawat karena penumpang curiga atas perilaku mencurigakan. Mereka bukan hanya diminta keluar namun juga diborgol dan ditahan di bandara untuk diinterogasi selama lebih dari lima jam.38 Diskriminasi yang diakibatkan oleh Undang-Undang Homeland Security Act yang melegalkan aparat untuk memeriksa
siapapun
yang
dicurigai
mengancam
38
“Usir 2 Muslim Dari Pesawat Gara-Gara Pakaian Arab Berjenggot, Pilot Maskapai AS Dituntut” diakses dari http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islammancanegara/11/12/20/lwi7ay-usir-2-muslim-dari-pesawat-garagarapakaian-arab-berjenggot-pilot-maskapai-as-dituntut
52
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
keamanan nasional yang lebih banyak di alami oleh muslim juga berdampak pada hal-hal kecil seperti perkataan. Contohnya saja, peristiwa 13 Maret yang melibatkan perusahaan raksasa Southwest Airlines dan seorang ibu tiga anak, 31 tahun, mahasiswa sarjana, Irum Abbasi. Abbasi seorang warga Amerika keturunan Pakistan, diminta turun oleh seorang anggota kru Southwest
Airlines
karena
"mencurigakan"
dan
mengusirnya dari pesawat tersebut. Seorang anggota kru merasakan sebuah plot teror sedang direncanakan ketika Abbasi masuk untuk menutup teleponnya dengan sebuah kata-kata ramah "I've got to go" (Saya harus pergi). Anggota kru tersebut diduga mendengar "It's a GO" (Lakukan).Abbasi dengan segera menyerahkan telepon genggamnya dan tasnya untuk inspeksi. Namun, pilot tersebut memilih untuk mengikuti dugaan kru tersebut: Ibu muda tersebut diminta untuk keluar dari penerbangan tersebut
dan
diserahkan
kepada
Dinas
Keamanan
Transportasi (Transport Security Administration – TSA) yang – setelah menggeledah jilbabnya membebaskannya. Selain disebabkan oleh Homeland Security Act, dampak Islamophobia juga dirasakan oleh muslim Amerika melalui berbagai cara. Satu hal yang perlu 53
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
diingat bahwa Undang-Undang ini lahir sebagai bentuk ketakutan akan Islam yang melanda Amerika Serikat. Undang undang ini lahir pasca tragedy 9/11.
54
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Bagian #3 Faktor Penyebab Meningkatnya Islamophobia
55
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Bagian 3 Faktor Penyebab Meningkatnya Islamophobia A. Fakta Tentang Pelaku Pengebom 9/11 Berdasarkan teori persepsi yang dipakai oleh penulis, ada 2 unsur yang membangun persepsi seseorang yaitu fakta dan nilai. Dalam bab ini akan dibahas mengenai factor penyebab meningkatnya Islamophobia di Amerika Serikat berdasarkan fakta yang terjadi. Persepsi yang timbul dalam masyarakat disebabkan salah satunya adalah karena fakta yang terjadi. Apa yang dilihat oleh mereka itulah yang dipersepsikan. Dalam kaitannya dengan tragedy 9/11, fakta pertama yang terjadi adalah pelaku pembajakan pesawat yang digunakan untuk menabrakkan ke target sasaran. Jumlah target serangan tersebut adalah sebanyak 4 gedung yaitu, gedung World Trade Center bagian utara, gedung World Trade Center bagian selatan, Gedung Pentagon, White House. Namun hanya 3 pesawat yang mengenai sasaran, sedangkan 1 pesawat jatuh ke tanah sebelum mencapai target serangan. Adapun kronologi serangan pesawat tersebut adalah 56
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
1. American Airlines Penerbangan 11, yang menabrak menara World Trade Center yang utara 2. United
Airlines
Penerbangan
175,
yang
menabrak menara World Trade Center selatan 3. American Airlines Penerbangan 77, yang menabrak The Pentagon. 4. United
Airlines
Penerbangan
93,
yang
menabrak ke tanah. Dalam beberapa jam setelah serangan, FBI telah mampu mendapatkan nama-nama dan data personal dari
pilot
dan
Muhammad
pembajak
Atta,
yang
yang tidak
dicurigai. diteruskan
Koper dari
penerbangan Portlandnya ke penerbangan 11, berisi berkas-berkas yang membuka identitas semua 19 pembajak, dan petunjuk penting lainnya mengenai rencana mereka, motif, dan latar belakang. Pada hari penyerangan,
NSA
menyadap
komunikasi
yang
menunjuk pada Osama bin Laden. Badan intelijensi Jerman juga mendapatkan hasil yang sama. Pada 27 September 2001, FBI mempublikasikan foto-foto dari 19 pembajak bersama informasi mengenai kemungkinan nasionalitasnya dan nama-nama aliasnya. Lima belas 57
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
dari penyerang berasal dari Arab Saudi, dua dari Uni Emirat Arab, satu dari Mesir, dan satu dari Lebanon. Berlawanan dengan profil penyerang bunuh diri pada umumnya, dewasa,
pembajak-pembajak dimana
sistem
tersebut
kepercayaannya
terdidik, sudah
terbentuk sepenuhnya. Berikut
penulis
sajikan
tentang
pelaku
pembajakan pesawat dalam tragedy 11 September 2001. Tabel 1.2 Pembajak American Airlines Penerbangan 11 No.
Nama Pelaku
Kebangsaan
1
Mohammed Atta
Mesir
2
Abdulaziz Alomari
Arab Saudi
Satam M.A. Al
Arab Saudi
3
Suqami
4
Wail M. Alshehri
Arab Saudi
5
Waleed M. Alshehri
Arab Saudi
Pembajak United Airlines Penerbangan 175 No.
Nama Pelaku
Kebangsaan
58
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
1
2
Marwan Al-Shehhi
Uni Emirat Arab
Fayez Rashid Ahmed
Arab Saudi
Hassan Al Qadi Banihammad
3
Ahmed Alghamdi
Arab Saudi
4
Hamza Alghamdi
Arab Saudi
5
Mohand Alshehri
Tidak diketahui
Pembajak American Airlines Penerbangan 77 No.
Nama Pelaku
Kebangsaan
1
Hani Hanjour
Arab Saudi
2
Nawaf Alhazmi
Tidak diketahui
3
Majed Moqed
Tidak diketahui
4
Khalid Almihdhar
Tidak diketahui
5
Salem Alhazmi
Arab Saudi
Pembajak United Airlines Penerbangan 93 No.
Nama Pelaku
Kebangsaan
1
Ziad Samir Jarrah
Lebanon
2
Saeed Alghamdi
Arab Saudi
59
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
3 4
Ahmed Ibrahim A.
Arab Saudi
Al-Haznawi Ahmed Alnami
Tidak diketahui
Total pelaku pembajakan pesawat dalam tragedy 9/11 sebanyak 19 orang dan mereka semua merupakan dari kawasan Timur Tengah. Selain itu keterlibatan Osama Bin Laden dan Organisasi Al Qaeda membuat steorotip bahwa pelaku dalam tragedy 9/11 merupakan Islam. Al Qaeda
adalah
suatu organisasi paramiliter fundamentalis Islam Sunni yang salah satu tujuan utamanya adalah mengurangi pengaruh luar terhadap kepentingan Islam. Al-Qaeda digolongkan
sebagai
organisasi teroris internasional oleh Amerika Serikat, Uni
Eropa,
PBB, Britania
Raya, Kanada, Australia, dan beberapa negara lain. Walaupun
secara filosofis anggotanya
bersifat heterogen, berpengaruh
sebagian
dari
organisasi
besar ini
anggota dianggap
mengikuti manhaj Salafi. Sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 2004, di dalam sebuah pernyataan video 60
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
terekam, Osama bin Laden mengakui keterlibatan alQaeda pada penyerangan Amerika Serikat dan mengakui hubungan dia secara langsung pada serangan tersebut. Dia berkata bahwa serangan tersebut dilakukan karena "kami bebas...dan untuk mendapatkan kebebasan bagi negara kami. Seperti kalian meremehkan keamanan kita, kita meremehkan keamanan kalian." Osama bin Laden berkata bahwa dia sendiri telah memimpin 19 pembajak pesawat Di dalam video tersebut dia berkata, "Kita
telah
sepakat
dengan
Komandan
Jendral
Muhammad Atta, Allah mengasihi dia, bahwa semua operasi akan dilaksanakan dalam 20 menit sebelum Bush dan pemerintahannya menyadari" Video lain yang didapatkan oleh Al Jazeera pada September 2006 menunjukkan Osama bin Laden bersama dengan Ramzi Binalshibh, dan 2 pembajak Hamza al-Ghamdi and Wail al-Shehri,
pada
saat
mereka
bersiap-siap
untuk
penyerangan39. Dengan adanya fakta bahwa Osama Bin Laden dan Al qaeda terlibat dalam penyerangan 9/11, semakin menguatkan bahwa Islam dibalik penyerangan ini. Fakta
39
Op.Cit
61
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
lain menunjukkan bahwa Osama Bin Laden juga meyerukan jihad guna memerangi Amerika Serikat yang disebutnya sebagai musuh yang nyata bagi islam. Sehingga dengan adanya fakta ini membuat paradigma Islamophobia di Amerika Serikat semakin meningkat pasca tragedy 9/11. Islam dianggap sebagai agama kekerasan dan terorisme.
Sehingga
masyarakat
Amerika
Serikat
menangkapnya sebagai sebuah ancaman bagi kehidupan mereka. B. Faktor Politik (Internal) Politik juga menjadi salah satu factor dalam meningkatkan eskalasi islamophobia di Amerika Serikat. Dalam sejarah pemilihan Presiden Amerika Serikat, ketika George W. Bush terpilih menjadi presiden Amerika Serikat yang ke-43 diwarnai dengan nuansa agama yang kental. Ini kemudian banyak terefleksi dalam berbagai pernyataan dan bahkan kebijakan yang diambil di kemudian hari. Dengan gamblang misalnya George W Bush pernah menyatakan bahwa perang kepada terror adalah ‘crusade’ atau perang salib. Ketika diadakan “mid-term election”, yang salah satunya adalah memilih Gubernur New York, isu 62
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
mengenai pembangunan masjid Ground Zero digunakan sebagai pusat kampanye oleh politisi partai republic yaitu Rick Lazio. Awalnya ketika pembangunan masjid Ground Zero ini dimuat oleh New York Times pada desember 2009, tidak ada pihak dan seorangpun yang menentang pembangunan tersebut. Dengan penggunaan isu pembangunan masjid Ground Zero sebagai pusat kampanye ini, isu ini kemudian menjadi isu nasional. Para politisi Republikan, khususnya
garis
keras
dari
kalangan
‘Tea
Party’
melakukan kampanye besar-besaran menentang proyek tersebut dengan berbagai alasan yang tidak berdasar dan masuk akal. Sarah Palin dan para politisi menjadikan isu ini
sebagai
komoditi
berharga
bagi
kampanye
kepentingan politik mereka. Mantan Ketua DPR (House Speaker) Amerika Serikat dari partai republic yaotu Newt Gingrich juga menyebutkan bahwa tidak akan pernah ada pembangunan masjid di dekat Ground Zero jika tidak ada Sinagog (gereja) yang dibangun di Arab Saudi. Politisi partai republic lainnya yaitu Tim Pawlenty yang merupakan Gubernur Minesota mengeluarkan pendapat dalam media massa bahwa pembangunan masjid di Ground Zero ini akan menurunkan martabat dan 63
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
kehormatan kawasan Ground Zero. Salah satu mantan calon Presiden dari partai republic pada pemilu 2008 juga menyerukan penolakan terhadap pembangunan masjid ini karena berpotensi sebagai tempat rekruitmen dan propaganda global kelompok ekstrimis40. Selain itu seorang kandidat Partai Republik untuk Kongres dari Carolina Utara, memproduksi iklan kampanye yang menyerang lawannya karena juga menolak pembangunan masjid Ground Zero. Itu adalah strategi kampanye yang bagus. Dia mengira sejarah kaum Muslim yang menaklukkan kota Cordoba 13 abad lalu, lengkap dengan ilustrasi dan penjajaran Ground Zero, akan memberikan hasil, terutama di kalangan konservatif barat di distriknya, yang meliputi bagian tengah dan timur negara bagian itu. Dan dia benar, eksploitasi terang-terangan dari ketakutan mereka jelas tidak melukai dan mungkin telah sangat membantunya mengalahkan incumbent selama tujuh periode Bob Etheridge dari Partai Demokrat.
40
“Menyikapi Islamophobia di AS part 2” diakses dari http://www.hidayatullah.com/read/17357/03/06/2011/menyikapiislamophobia-di-as-[2].html
64
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Di Florida, seorang mantan pejabat tinggi militer dan merupakan kandidat kongres dari Partai Republik, yaitu Allen West selalu member pidato yang menyoroti pengetahuan historisnya tentang Islam sebagai agama pembunuhan dan kebencian. West juga memberikan pesan-pesan Al Quran di Hudson Institute dengan mengatakan
bahwa
perbuatan
teroris
melakukan
tindakannya sesuai dengan apa yang tertulis dalam Al Quran. Pada bulan februari 2009, West juga berbicara di Freedom Defense Initiative yang merupakan sebuah mesin penggalang dana pemburu jihad yang diketuai oleh Pamella Geller dan Robert Spencer dengan mengatakan bahwa tidak ada perang melawan terror, sebuah Negara berperang melawan ideology, dan Amerika Serikat berperang melawan Islam adalah suatu idelogi totaliter, teokratis, dan politis. Dengan kampanye ini, West memenangkan pemilihan untuk menjadi anggota kongres Amerika Serikat dengan perolehan suara 55 %. Sarah Palin, mantan calon wakil Presiden Amerika Serikat pada pemilu 2008 juga menggunakan isu Islamophobia
dalam
menghadapi
bursa
pemilihan
presiden. Ini ditunjukan dengan dukungan dan pembelaan Palin pada seorang pendeta Kristen yang sangat anti Islam 65
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
yang bernama Frangklin Graham. Graham merupakan pendeta yang pernah mengeluarkan pendapat bahwa islam adalah agama setan, jahat, dan penuh kekerasan. Selain itu Graham juga menyebut bahwa orang-orang muslim akan membunuhi orang-orang yang tidak berdosa dan menindas wanita atas nama agama. Dalam upaya mencari
dukungan,
Salin
mengungkapkan
bahwa
pendapat yang dinyatakan oleh Graham merupakan bahasa agama yang tepat dan ditujukan kepada kelompok radikal yang membunuh orang yang tidak berdosa atas nama
agama
sehingga
setiap
penentangan
atas
pernyataan Graham tidak lebih dari pelurusan politik yang ekstrim. Pada maret 2011, petinggi partai republic Amerika Serikat mendukung keputusan Ketua Komite Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, Peter T, King yang mengadakan dengar pendapat mengenai radikalisasi muslim. Namun dalam kegiatan ini, tidak ada satupun wakil dari komunitas muslim yang diundang. Pertemuan ini sangat menyudutkan muslim di Amerika Serikat karena mengaitkan terorisme di Fort Hood dengan ekstrimisme islam. Selain itu, dengar pendapat yang diadakan oleh 66
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Komite Keamanan Dalam Negeri ini juga mengkorelasikan antara Islam dengan teorisme41. Semua fakta yang telah dipaparkan diatas menjadi bukti bahwa islamophobia di kalangan masyarakat Amerika Serikat meningkat karena dipengaruhi oleh perilaku para politisinya yang menggunakan agama sebagai alat kampanye mereka. C. Ekslusivisme Islam Eksklusivisme, yaitu bahwa kebenaran absolut hanya dimiliki suatu agama tertentu secara eksklusif. Klaim ini tidak memberikan alternatif lain apapun. Ia tidak memberikan konsesi sedikitpun dan tidak mengenal kompromi. Ia memandang kebenaran (truth) secara hitam-putih. Klaim kebenaran absolut ini secara umum terdapat di setiap agama. Namun ia terrepresentasikan secara
demonstratif
oleh
agama-agama
semitik:
Yudaisme, Kristen dan Islam, yang mana masing-masing saling mengklaim diri yang paling benar. Dan klaim eksklu sivitas dan absolutisme kebenaran ini kemudian ditopang
41
Diakses dari http://indonesian.irib.ir/fokus//asset_publisher/v5Xe/content/537d33f2-e3aa-4349-8015-d4c96026d66a
67
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
dengan konsep juridis tentang “keselamatan” (juridical concept of salvation), di mana masing-masing agama tersebut meng klaim diri sebagai satu-satunya “ruang” soteriologis (soterio logical space) yang hanya di dalamnya, atau “jalan” soterio logis (soteriological way) yang hanya melaluinya, manusia dapat mendapatkan keselamatan (salvation) atau kebebasan (liberation) atau pencerahan (enlightenment) – suatu hal yang semakin menambah mantap dan kuatnya klaim kebenaran absolut dan eksklusif tersebut.42 Yudaisme, dengan doktrin “the chosen people”nya,
hanya
mengakui
kebenaran,
kesalehan,
dan
keselamatan atas dasar etnisitas yang sangat sempit, yaitu bangsa Yahudi saja; Katolik dengan doktrin “extra ecclesiam nulla salus”-nya dan Protestan dengan doktrin “outside Christianity, no salvation”-nya menentukan status kesalehan dan keselamatan seseorang hanya dengan iman pada pengorbanan Yesus Kristus di atas tiang salib sebagai tebusan dosa warisan (original sin); sementara Islam dengan statemen Allah SWT dalam alQur’an: “Innad-dina ‘indallahi al-islam” (Ali Imran 19)
42
ibid
68
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
dan
hanya
dengan
meniscayakan
kepasrahan
dan
ketundukan total (berislam) kepada Allah SWT sajalah seseorang bisa mendapatkan keselamatan: “wa man yabtaghi ghairal-islami dinan fa lan yuqbala minhu wa huwa fil-akhirati minal-khasirin” (Ali Imran 85). Konflik yang berkepanjangan antara umat Islam dan Barat hingga saat ini belum tuntas, sebenarnya dipicu oleh arogansi kedua belah pihak (Islam-Barat). Pemicu konflik tersebut diperankan oleh kelompok Islam ekstrimeksklusif yang selalu tumbuh dalam pikiran bawah sadar mereka, bahwasanya Negara seperti Amerika, Israel dan sekutunya merupakan komplotan penjajah yang mengikis nilai-nilai keislaman, menjajah perekonomian dan mau menang sendiri. Sehingga kelompok Islam model ini menyimpan kebencian yang sangat dalam terhadap Amerika dan sekutunya, kemudian dilampiaskan dalam bentuk perlawanan atau aksi terorisme dan bom bunuh diri. Eksklusivisme keagamaan seperti Wahabi atau Salafi jelas menolak pluralisme dan toleransi keagamaan. Baik itu umat Muslim khususnya Syiah apalagi non Muslim. Menurut Esposito teologi Wahabi sebenarnya tidak kasar, namun pandangan dunianya seperti pandangan dunia para pendeta Christian Right yang radikal, yang 69
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
berpeluang untuk ekstrimisme dan kekerasan. Pandangan Islam seperti ini diperankan oleh teroris global: Osama bin Laden dan Ayman Al-Zawahiri43. Pasca
serangan
11
September,
ketika
pemerintahan Presiden Bush. Bush mengambil kebijakan perang melawan terorisme global, bukan melawan Islam. Namun kebijakan tersebut hanya formalitas. Pasalnya kebijakan
melawan
terorisme
global
ternyata
diselewengkan. Orang-orang Islam ditahan dan dihukum, ruang gerak masyarakat sipil Muslim mulai dikikis dan dibatasi. Standar ganda Amerika dalam menyokong prinsip dan nilai dasarnya, seperti demokrasi, politik partispasi dan HAM. Ketika bersinggungan dengan dunia Muslim,
maka
Amerika
memberlakukannya
secara
selektif. Hanya beberapa Negara Muslim yang oleh Amerika mendapat sokongan dengan maksud tertentu. Tuduhan senjata pemusnah massal yang dimiliki Irak ternyata tidak terbukti. Tuduhan tersebut tidak lain agar Irak bisa menerima demokrasi yang ujungnya Saddam Hussein digulingkan dari jabatannya.
43
Diakses dari http://www.globalmuslim.web.id/2012/02/antaraterorisme-dan-eksklusivisme.html
70
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Dalam apa yang disebut GWOT ini negara terjebak pada istilah-istilah yang masih kabur, debatable, dan cendrung digunakan untuk membangun stigma negatif tertentu
seperti
istilah
toleransi,
radikal,
atau
terorisme. Istilah toleransi atau intoleransi bukan merupakan sekedar fakta , tapi mengandung penilaian baik dan buruk. Sikap toleransi dianggap sebagai hal yang baik, sebaliknya intoleransi dianggap sebagai hal yang buruk. Dalam kerangka ini sikap dalam masalah personal dan menyangkut keyakinan seperti menolak anggota keluarga yang menikah dengan pemeluk agama lain, tidak setuju terhadap pindah agama, tidak setuju aliran sesat, menolak pendirian rumah ibadah agama lain , atau yang
tidak
setuju
terhadap
mereka
yang
tidak
beragama disebut sebagai kurang toleran. Sama halnya ketika dinyatakan sikap menolak agama Kristen. Seakan-akan sikap seperti itu adalah buruk. Sebaliknya kalau menyetujui pernikahan dengan agama lain, pindah agama adalah sikap yang baik karena merupakan tindakan yang toleran. Padahal adalah hal yang wajar saja kalau masyarakat terutama yang muslim bersikap seperti itu. Seorang muslim tidak boleh 71
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
menerima hal-hal yang bertentangan dengan aqidah Islam dan merupakan hal yang maksiat (kemungkaran). Karena syariat Islam yang merupakan keyakinan mereka telah menjelaskan haramnya seorang wanita muslimah menikah dengan pria non muslim, keluar dari Islam (murtad). Sama halnya tidak boleh menerima perilaku korupsi, suap menyuap, rekayasa kasus, karena semua itu perkara
maksiat/kemungkaran
yang
bertentangan
dengan syariat Islam. Dalam kaitannya dengan terorisme, kelompok muslim yang menolak terhadap jihad yang dilakukan melalui jalan kekerasan seperti terror dianggap sebagai orang yang salah. Kelompok ini menganggap bahwa apa yang mereka lakukan melalui terror adalah suatu bentuk jihad dalam Islam, karena mereka yakini Islam adalah agama yang Rahmatan lil Alamin. Dalam pandangan ini, agama lain dianggap sebagai agama yang sesat dan salah, sehingga harus diperangi.
72
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Bagian #4 Mispersepsi Masyarakat Amerika Terhadap Islam
73
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Bagian 4 Mispersepsi Masyarakat Amerika Terhadap Islam
A. Mispersepsi Masyarakat Amerika Serikat Terhadap Islam dan Ajaran Jihad Istilah Teror dan Terorisme mulai populer abad ke18, meski sesungguhnya fenomena aksi terror dan terorisme bukanlah hal baru. Menurut Grant Wardlaw dalam buku Political Terrorism (1982), manifestasi Terorisme sistematis muncul sebelum Revolusi Perancis, tetapi baru mencolok sejak paruh kedua abad ke-19. Bahkan suplemen kamus yang dikeluarkan Akademi Perancis tahun 1798, terorisme lebih diartikan sebagai sistem rezim teror. Terorisme yang berasal dari Bahasa Perancis le terreur semula dipergunakan untuk menyebut tindakan pemerintah hasil Revolusi Perancis selama empat tahun dua bulan yang mempergunakan kekerasan 74
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
secara brutal dan berlebihan dengan cara memenggal 40.000 orang yang dituduh melakukan kegiatan anti pemerintah. Selanjutnya kata Terorisme dipergunakan untuk menyebut gerakan kekerasan anti pemerintah di Rusia. Dengan demikian kata Terorisme sejak awal dipergunakan untuk menyebut tindakan kekerasan oleh pemerintah maupun kegiatan yang anti pemerintah. Huntington dalam tesis The Clash of Civilization, menulis bahwa setelah Perang Dunia II berakhir maka peradaban
barat
akan
menghadapi
ancaman
dari
peradaban Islam. Pemikiran tersebut berdasarkan logika, “Islam has bloody borders” (Perbatasan negeri-negeri Islam berlumur darah). Senada dengan Huntington, Charles E Carlson dalam “Attacking Islam” menyatakan setelah “bahaya merah” (komunisme) berakhir, maka “bahaya hijau-lah” (Islam) yang akan menjelma menjadi ancaman barat. Ironisnya lagi, BenyBenjamin R barber 75
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
merendahkan istilah “Jihad” sebagai nafsu kesukuan yang liar (Tribalism). Jack Miles, mantan penasehat senior kepresiden AS dan anggota Dewan Kebijakan International untuk Pacific (Pacific Council on International Policy), dalam tulisannya yang dimuat pada awal 2002 menyatakan bahwa the Islamic Civilization, sebagai darah islam merupakan
satu-satunya
mengancam
Barat
peradaban
(Western
yang
Civilization).
bisa Seperti
Huntington, Miles juga menyebut bahwa sepanjang sejarah, peradaban Islam telah menggariskan perbatasan yang berdarah-darah. Miles menyodorkan sejumlah kasus peperangan yang melibatkan Islam guna meyakinkan pembacanya. Terorisme tidak pernah dikenal dalam khasanah islam. Namun pasca tragedy 9/11, islam selalu dikaitkan dengan terrorisme dam kekerasan. Pendapat ini muncul 76
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Karena adanya kesalahpahaman dalam memaknai jihad dalam islam. Pasca serangan terhadap menara WTC dan Pentagon, George W. Bush mengeluarkan pernyataan bahwa Al Qaeda, organisasi pimpinan Osama Bin Laden bertanggungjawab dalam serang ini. Al Qaeda merupakan organisasi islam radikal. Dalam video yang dirilis oleh Osama Bin Laden, Osama menyerukan perang jihad terhadap Amerika dengan menyisipkan nama Tuhan dalam setiap seruannya. Akibat seruan-seruan dalam bahasa terorisme Osama bin Laden, kata ‘jihad’ menjadi ikon baru dan key word (kata kunci) di media massa. Atas dasar kenyataan ini pers Barat secara apriori telah tersesat dalam epistemological mistake (kekeliruan dalam mencerap kebenaran sumber pengetahuan), dengan mengidentikan antara Islam, jihad dan terorisme. Kata ‘jihad’ tidak diletakkan mereka dalam dimensi analitis, yang sesuai dengan makna hermeneutis (terkait 77
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
dengan nilai tafsir), yang terkandung dalam kitab suci AlQur’an.44 Pernyataan presiden Bush dengan mengatakan bahwa Amerika akan melakukan Crussade (perang salib) melalui program Global War On Terrorism (GWOT). Pada pidato kepresidenan tanggal 20 september 2001, Bush menyampaikan pidato di hadapan kongres Amerika Serikat, dengan kalimat “Setiap bangsa, di belahan bumi manapun, kini harus membuat keputusan. Apakah
mereka bersama kita atau bersama teroris
(either you are with us or you are with the terrorists).” Sejak saat itu kalangan akademisi, orientalis, politisi dan dunia pers Barat melakukan stereotip yang negatif terhadap Islam yang digambarkan sebagai ekstrim, radikal, fundamental. Islam menjadi ancaman
44
Diakses dari http://ilmu.filsafat.ugm.ac.id/index.php?option=com_content&view=articl e&id=93:terorisme-dalam-kajian-filsafat-analitikarelevansinya-denganketahanan nasional&catid=68:pemikiran&limitstart=3
78
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
bagi Barat sebagai mana komunisme saat perang dingin. Secara umum terorisme merupakan murni kriminalitas politik, namun karena yang dipakai untuk pendekatan adalah sentiment agama, Crusade versi Bush dan Jihad versi Islam Fundamentalis, maka ketegangan yang muncul adalah benturan Islam vis a vis Barat45. Kesalahan pemaknaan jihad oleh kaum Islam fundamentalis dan radikal, menjadi jihad sebagai sebuah alasan untuk melegalkan tindakan-tindakan terror yang mereka lakukan. Warga Amerika Serikat yang tidak mengetahui
mengenai
pemaknaan
jihad
yang
sesungguhnya, menstigmakan bahwa jihad adalah terror, dan islam adalah teroris. Seruan lain yang dikumandangkan oleh kelompok islam radikal selain jihad adalah penerapan hukum
45
Farid Muttaqin dan Sukidi (ed.). Teroris Serang Islam; Babak Baru Benturan Barat-Islam. Pustaka Hidayah, Jakarta, cet. I, 2001, hal. 13
79
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
syariah di Amerika. Jajak pendapat yang dilakukan Fox News, sebanyak 52 persen pemirsa mereka setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa Muslim Amerika berusaha menerapkan hukum syariah. Dalam survey yang dilakukan oleh PRRI (Public Religion Reseach Institute) sebanyak 83 persen orang Amerika meyakini, bahwa orang yang mengaku Kristen dan melakukan tindak kekerasan atas nama Kristus adalah
bukan
penganut
Kristen
yang
sebenarnya.
Sementara itu, kurang dari separuh (48 persen) yang meyakini bahwa Muslim pelaku kekerasan atas nama Islam adalah Muslim yang sebenarnya46.
46
Lebih jelas lihat di http://hidayatullah.com/read/18808/12/09/2011/survei:-orang-amerikatidak-suka-muslim.html Survei yang dilakukan PRRI itu dilakukan dengan 2.450
wawancara telepon yang menggunakan dua bahasa, Inggris dan Spanyol. Responden yang mengaku Kristen konservatif sebanyak 42 persen, 30 persen mengaku pernah berkomunikasi dengan warga Muslim, 14 persen mengaku tahu banyak tentang ajaran agama serta ibadah Muslim dan 57 persen mengaku agama adalah bagian penting dalam hidup mereka
80
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Sehingga jika pelaku kekerasan itu mengaku beragama Kristen, orang Amerika menganggap si pelaku adalah bukan penganut Kristen sejati. Sementara jika pelakunya adalah Muslim, maka mayoritas orang Amerika yakin bahwa mereka adalah Muslim sejati. Pasca tragedi 9/11, islam dikonstruksikan sebagai agama yang melegalkan kekerasan berupa jihad. Survey yang dilakukan oleh Gallup menunjukkan, hampir separuh warga AS (44%) berpendapat bahwa kaum Muslim terlalu ekstrim dalam beragama, dan hampir seperempat (22%) penduduk AS tidak ingin bertetangga dengan orang Islam, karena orang Islam dianggap berbahaya47.
47 John L. Esposito dan Dalia Mogahed, Saatnya Muslim Bicara, Jakarta : PT Pustaka Mizan, 2008 Gallup World Poll merupakan lembaga survey tertua di dunia. Lembaga ini berbasis di Amerika Serikat. John L. Esposito adalah Guru Besar untuk bidang Agama dan Hubungan Internasional, serta Guru Besar untuk bidang Studi Islam di Universitas Georgetown, Amerika Serikat. Ia juga merupakan founding director Prince Alwaleed bin Talal Center for MuslimChristian Understanding di Walsh School of Foreign Service. Pernah menjabat sebagai presiden Middle East Studies Association of North America, dan American Council for the Study of Islamic Societies.
81
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Pengkontruksian Islam sebagai agama yang melegalkan kekerasan juga dikemukakan oleh Pamella Geller48. Dalam wawancara yang dilakukan oleh CNN pada 17 Agustus 2010, Geller menyebut bahwa teroris yang melakukan penyerangan pada 11 september 2001 merupakan wujud dalam mempraktekkan ajaran islam murni dan islam yang asli. Upaya pembangunan pusat kajian Islam dan masjid
di
New
York,
Wisconsin,
Kentucky
dan
Tennesesse disebut oleh politisi-politisi Amerika Serikat seperti Bill O’Reilly, Sarah Palin, anggota Kongres Peter King
dan
Newt
Gingrich
layaknya
pembangunan
monument terorisme. Islamophobia sudah ada bahkan sejak masa menjelang era Pencerahan di Eropa. Saat itu, Islam
48
Geller adalah Direktur Eksekutif Stop Islamisasi Amerika yang dianggap oleh organisasi hak-hak sipil dan sebanyak Islamofobia dan terdaftar sebagai kelompokyang paling benci terhadap Islam.
82
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
identik dengan Anti-Christ. Bersama dengan Islam, ada pula
anti-Semitisme.
Ingatlah
bagaimana
“pembersihan” yang pernah dilakukan oleh Ferdinand dan Isabellla di Spanyol terhadap komunitas Muslim dan Yahudi diaspora. Namun era Pencerahan Eropa pun tidak lantas menghilangkan virus itu. Justru muncullah Xenophobia, yang juga dibalut dengan nasionalisme. Tragisnya, itu juga terjadi di “ibu kota” Pencerahan, yakni Prancis. Saat itu, Yahudi turut menjadi korban, hingga Zionisme pun perlu dibentuk untuk memperjuangkan “rumah” Yahudi. Sampai kini, warga Amerika, terutama yang setuju dengan pandangan-pandangan sayap kanan (Kristen-fundamentalis),
masih
memandang
Islam
sebagai pengganti komunisme, setelah Perang Dingin mereda. Kurang lebih jalur transmisinya begini: Anti83
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Christ, Anti-Semit, Xenophobia, Anti-Komunis, dan diakhiri dengan Islamophobia. Jika melihat pola yang berulang-ulang dari idelogi rasis itu, dapat diambil satu benang merah: rasisme muncul dari cara pandang ekstrem, dari agama apapun, dari komunitas manapun. Pihak yang kerap menyebarkan paham rasis itu, dan bertikai di media massa (terutama elektronik), kini kerap didominasi oleh mereka yang sama-sama ekstrem. Maka moderasi adalah upaya yang niscaya. Ekstremitas justru semakin menjauhkan kedua belah pihak untuk duduk bersama, berdialog secara jernih dan sehat. Islamophobia pun tidak lepas dari standar ganda. Ada dua hal yang menjadi bukti akan hal itu. Pertama, mereka yang fobia dengan Islam kerap tidak bisa mengimplementasikan arti “kebebasan” secara tegas. Tentu saja, ini tanpa mengesampingkan 84
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
bahwa dalam Islam pun ada sekelompok yang antikebebasan (setidaknya dari persepekif HAM). Para “penganut” Islamophobia mengutarakan bahwa ideologi Islam adalah anti-tesis HAM kebebasan. Sementara itu, mereka sendiri juga mendiskreditkan Muslim dan menghalangi kaum Muslim memperjuangkan kebebasan. Kedua, jika para “penganut” Islamofobia itu kerap mengungkit-ungkit tragedi 9/11 dengan 3000 korban tewas semata-mata karena kesalahan Islam, maka bagaimana dengan invasi ke Afghanistan (15.000 korban) dan Irak (ratusan ribu korban)? Lalu, ketika senjata pemusnah massal tidak ditemukan di Irak, Washington kala itu menjawab dengan simpel: minta maaf. Islamophobia tidak memberi jawaban tegas tentang hal ini.
85
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Sehingga bisa ditarik sebuah benang merah bahwa xenophobia juga turut ambil bagian dalam proses meningkatnya islamophobia di Amerika Serikat.
B. Pencitraan Oleh Media Massa Media massa yang berfungsi sebagai sarana untuk komunikasi dan informasi, justru dimanfaatkan untuk mencitrakan yang buruk mengenai islam. Menurut Pareno (2005, p 7-8) ada empat fungsi media massa yaitu “fungsi penyalur informasi, fungsi mendidik, fungsi menghibur, dan fungsi mempengaruhi”.49 Dalam pemberitaannya, pers harus menjunjung responsibilitas dari kebenaran informasi (Responsibility), kebebasan insan pers dalam penyajian berita (Freedom of the pers), kebebasan pers dari tekanan-tekanan pihak 49
Diakses dari http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=0&submit.y=0&submit=pre v&page=1&qual=high&submitval=prev&fname=/jiunkpe/s1/ikom/2008/jiu nkpe-ns-s1-2008-51404116-9189-kompas_2007-chapter2.pdf
86
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
lainnya (Idependence), kelayakan berita terkait dengan kebenaran dan keakuratannya (Sincerity, Truthfulness, Accuracy), aturan main yang disepakati bersama (Fair Play), dan penuh pertimbangan (Decency). Di Amerika Serikat yang notabenenya menjunjung tinggi kebebasan pers, pers atau media massa dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk mencitrakan hal-hal negative tentang islam sehingga steorotip masyarakat Amerika Serikat tentang islam juga akan menjadi negative. Seperti contoh pemimpin redaksi New Jersey menulis artikel yang menyatakan bahwa islam merupakan ancaman internal untuk Amerika Serikat50. Pidato
yang
diungkapkan
oleh
sejumlah
pembicara yang sangat mendeskriditkan islam juga
50
“Second Observatory Report on Islamophobia: June 2008 to April 2009 ”, Organization of Islamic Conference, Damascus; 23-25 Mei 2009. Hal 35
87
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
ditayangkan oleh Fox News. Ini berakibat sentiment anti islam semakin menguat di Amerika Serikat. Kesan yang dimunculkan dari media massa terhadap islam adalah kesan yang negative. Sehingga steorotip masyarakat Amerika Serikat pun akan turut negative. Media massa di Amerika Serikat melakukan berbagai cara untuk memunculkan kesan negative tentang islam, mulai dari pemberian symbol-simbol pedang dan Al Quran hingga rekayasa video kekerasan yang tidak ada faktanya. Opini yang dimunculkan dalam media
massa
mendeskriditkan
Amerika islam,
Serikat ini
juga
sangat
dibuktikan
dengan
pemberian label ekstrimis, teroris, fundamentalis dan label-label lain yang mengarah kepada kelompok garis
88
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
keras bagi kaum muslim yang menentang Amerika Serikat51. Media
yang
seharusnya
menjadi
bagian
pembentuk opini public, justru dimanfaatkan guna kepentingan
sekelompok
menumbuhkembangkan
orang
Islamophobia
yang di
ingin Amerika
Serikat. Dengan dikuasainya beberapa media massa besar di Amerika Serikat oleh kelompok-kelompok Yahudi yang menentang Islam seperti Wall Street Journal, Daily News, New York Times, The Washington Post, The Times Herald, serta 2 majalah terkemuka lainnya yaitu Time dan News Week52. Selama ini berita dianggap sebagai sebuah refleksi
dari
realitas.
Dengan
asumsi
tersebut,
51
“Islamophobia Media Meredam Kekuatan” diakses dari http://www.suara-media.com/2011/11/islamophobia-media-meredamkekuatan.html 52 ibid
89
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
masyarakat mengkonsumsi pesan-pesan dari berita itu. Namun, arus kritis menilai lain, berita bukan mirror of reality. Kalangan kritis menilai berita adalah hasil dari pertarungan wacana antara berbagai kekuatan dalam masyarakat yang melibatkan pandangan dan ideologi media massa dan jurnalis sendiri. Stuart Hall dalam bukunya The Rediscovery of Ideology: Return of the Repressed in media Studies (1982:64) mengungkapkan, "The media defined, not merely reproduced reality. Definition if reality were sustained and produced trough all those linguistic practice (in the broad sense) by mean of which selective definitions of the were represented. " Di mata Hall, definisi media tidak mencerminkan reproduksi realitas. Di sini, realitas bukanlah satu set fakta yang dapat dilihat secara sederhana, tetapi hasil dari ideologi maupun pandangan tertentu. Definisi 90
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
mengenai realitas diproduksi secara terus-menerus melalui praktik bahasa yang selalu bermakna sebagai bentuk memilah dan memilih apa saja yang harus ditampilkan sebagai sebuah respresentasi. Media
global
digunakan
sebagai
penabuh
genderang kelompok dominan untuk menyebarkan gagasannya, mengontrol kubu lain dan membentuk opini publik. Riset sosiologi media menyingkap peran besar media mainstream dalam membenamkan ideologinya di berita. Benar kata David Barrat (1994:51-52), ideologi dominan memapankan apa yang dipandang baik dan buruk lewat media53. Pola pemberitaan media massa mainstream mengenai ajaran islam yang salah yang digambarkan dengan melalui kekerasan, terorisme, pembunuhan
53
Diakses dari http://www.theglobalreview.com/content_detail.php?lang=id&id=6332&type=4
91
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
semakin menguatkan sentiment anti islam di Amerika Serikat. Media dalam memberitakan islam, tidak mengetahui mengenai ajaran sepenuhnya. Berita-berita yang ditayangkan oleh media massa Amerika Serikat adalah berita mengenai citra negative mengenai islam. Seperti
Stasiun
televise
CNN
yang
menampilkan
wawancara dengan Terry Jones, seorang pendeta yang menyerukan untuk membakar Al Quran sebagai bentuk penolakan terhadap islam. CNN juga memberitakan pernyataan
Terry
Jones
yang
dinilai
sangat
mendeskriditkan islam dengan mengatakan bahwa Islam adalah setan, di mana agama Islam menyebabkan jutaan orang untuk masuk neraka, agama menipu, agama kekerasan54
54
Diakses dari http://metronews.fajar.co.id/read/101800/19/iklan/index.php
92
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
#Bagian 5 Penutup
93
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Bagian 6 Penutup
Pasca tragedy penyerangan terhadap gedung World Trade Center dan Pentagon pada 11 september 2001, Islam menjadi sorotan di Amerika Serikat. Pengakuan dari Osama Bin Laden, pemimpin Organisasi Al Qaeda bahwa dialah yang bertanggungjawab atas serangan tersebut, dan juga seruan bahwa Amerika Serikat merupakan musuh yang nyata bagi Islam membuat steorotip negative terhadap islam. Dengan korban mencapai 3000 jiwa, Amerika Serikat merasa terpukul atas kejadian ini. Selain itu, ini merupakan bentuk kegagalan system keamanan dalam negeri Amerika Serikat sebagai negeri superpower. Dibawah pemerintahan George W. Bush, Amerika menyatakan perang terhadap terorisme. Dengan program Global War On Terrorism (GWOT), Amerika Serikat menjadi garda 94
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
terdepan
dalam
hal
pemberantasan
terorisme
internasional. Karena kejadi inilah, ketakutan akan Islam atau yang dikenal dengan istilah Islamophobia meningkat. Walaupun sebelum tragedy 9/11, Islamophobia telah ada di Amerika Serikat, sebagai salah satu efek dari Perang Salib, namun Islamophobia mengalami pengingkatan yang signifikan pasca tragedy 9/11. Islamophobia sudah muncul di Amerika Serikat pada tahun 1980 dan ini dibuktikan dengan film-film yang mendeskreditkan islam seperti film Pemboman Libanon, Pemboman Berlin, Back To Nature serta komik G.I Joe yang menampilkan Islam sebagai
agama
yang
menyukai
kekerasan
dan
peperangan. Selain itu, Islamophobia di Amerika Serikat terkonstruksi juga dari permainan anak-anak The Butcher Baghdad" dan "Arabian Nightmare.".
95
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Data dari Biro Investigasi Federal Amerika Serikat menyebutkan bahwa kasus criminal karena kekerasan vandalism yang diakibatkan oleh Islamophobia sebelum terjadi tragedy 9/11 adalah sebanyak 28 kasus, kemudian meningkat sebanyak 4 kali lipat pasca tragedy 9/11. Pada tahun 2006 kasus kekerasan karena vandalism yang diakibatkan oleh Islamophobia mencapai 144 kasus. Kehidupan muslim di Amerika Serikat menjadi semakin sulit pasca tragedy 9/11. 53 % masyarakat muslim Amerika menyatakan kehidupan mereka menjadi semakin sulit pasca tragedy 9/11. Persepsi yang salah mengenai Islam membuat islam menjadi ancaman bagi masyarakat Amerika. Fakta bahwa pelaku pengeboman dalam tragedy 9/11 adalah 19 orang Arab (Timur Tengah) membuat
paradigma
masyarakat
Amerika
Serikat
terkonstruksi bahwa Arab identik dengan Islam dan muslim. 96
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Penyebab
Islamophobia
di
Amerika
Serikat
meningkat pasca tragedy 9/11 adalah adanya fakta dan nilai. Fakta menunjukkan bahwa pelaku pengeboman adalah 19 orang arab dan Osama Bin Laden dengan organisasi Al Qaedanya yang menyerukan untuk berjihad memerangi Amerika Serikat sebagai musuh Islam yang nyata membuat Islamophobia di Amerika Serikat menjadi meningkat. Selain itu, media massa Amerika Serikat turut ambil
bagian
dalam
mengkonstruksi
paradigma
masyarakat Amerika Serikat mengenai Islamophobia. Media massa di Amerika Serikat mengkrontuksikan Islam dengan symbol-simbol pedang dan Al Quran, memberikan label ekstrimis, radikalis dan fundamentalis kepada Islam, serta menayangkan pemberitaan dan wawancara yang sangat mendeskriditkan Islam.
97
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Politisi Amerika Serikat juga memiliki peran dalam meningkatkan Islamophobia di Amerika Serikat. Para politisi yang mayoritas dari Partai Republik Amerika Serikat yang konservatif menggunakan Islamophobia sebagai
alat
masyarakat
kampanye
Amerika
dikonsruksikan
dan
Serikat
sebagai
merubah tentang
agama
paradigma
Islam. teroris
Islam yang
bertanggungjawab atas tragedy 9/11. Islamophobia tidak hanya terkonstruksi oleh politisi dan media, namun juga oleh FBI. Lebih dari 500 ribu Muslim diinterview oleh FBI. 144.513 di sidik jari di bawah registrasi khusus, sekitar 28 ribu ditahan dan 17 ribu di deportasi. Kalangan akademisi kampus yang seharusnya mampu bertindak lebih obyektif, juga turut membuat Islamophobia di Amerika Serikat menjadi semakin meningkat. Penyebaran pamflet-pamflet yang menghina dan mencacimaki islam tersebar di beberapa kampus di 98
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
Amerika Serikat. Kelompok pengusaha insdutri makanan di Amerika Serikat turut pula menyumbangkan perannya dalam meningkatkan Islamophobia dengan melarang penjualan makanan halal khusus Ramadhan. Kesalahpahaman dalam memaknai jihad islam juga membuat Islamophobia meningkat di Amerika Serikat. Masyarakat Amerika Serikat yang menyaksikan rekaman Osama Bin Laden yang mengaku sebagai orang yang bertanggungjawab dalam tragedy 9/11 ini yang kemudian menyerukan jihad kepada Amerika Serikat karena Amerika Serikat merupakan musuh yang nyata bagi Islam menjadi terstigma bahwa jihad islam adalah kekerasan dan terorisme. Padahal dalam ajaran Islam, jihad akbar terbesar adalah melawan hawa nafsu dan jihad islam dalam arti peperangan telah berakhir ketika Rasulullah wafat. Xenophobia dan eksklusivisme islam juga turut
99
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
ambil bagian sebagai factor meningkatnya Islamophobia di Amerika Serikat. Akibat yang ditimbulkan oleh Islamophobia ini adalah adanya berbagai perlakuan diskriminasi terhadap muslim di Amerika Serikat. Kejadian seperti pengusiran terhadap penumpang pesawat yang mengenakan cirricirri sebagai muslim menjadi hal yang biasa di Amerika Serikat pasca tragedy 9/11. Pengetatan pemeriksaan di Imigrasi Amerika Serikat bagi mereka yang memiliki nama muslim juga menjadi suatu kebijakan di Amerika Serikat. Muslim Amerika Serikat harus menerima perlakuanperlakuan negative oleh sebab yang tidak pernah mereka lakukan. Islam yang mengajarkan toleransi dan cinta damai berubah menjadi negative oleh sebab-sebab yang kesemuanya merupakan bagian dari efek tragedy 9/11.
100
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
DAFTAR PUSTAKA al-Asqolani, Hafizh Syibah al-Din, Taqrib at-Tahdzib, Beirut : Dar Al-fikr, 1995 Al-Banna, Hassan, “Risalah al-Jihad”, dalam Majmu’ah Rasail al-Imam asy-Syahid Hasan al-Banna, Beirut: Dar alAndalus, 1965 Alwi, Shihab, Membedah Islam di Barat, Menepis Tudingan Meluruskan Kesalahpahaman, Gramedia, Jakarta :2004 Erik C. Nisbet and James Shanahan, “MSRG Special Report: Restrictions on Civil Liberties, Views of Islam, and Muslim Americans,” December 2004 Farid Muttaqin dan Sukidi (ed.). Teroris Serang Islam; Babak Baru Benturan Barat-Islam. Pustaka Hidayah, Jakarta, cet. I, 2001 Jack C. Plato dan Robert E. Riggs, Kamus Analisa Politik, Raja Grarindo Persada, Jakarta, 1994
101
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
John L. Esposito dan Dalia Mogahed, Saatnya Muslim Bicara, Jakarta : PT Pustaka Mizan, 2008 Mohtar Mas’oed, Studi Hubungan Internasional Tingkat Analisis dan Teorisasi, Pusat Antar Universitas-Studi Sosial Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1989 Sutrisno Hadi, Metodologi Research 1, Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikologi
Universitas
Gadjah
Mada,
Yogyakarta, 1984 Tirmizi Erwandi,Konsep Jihad Dalam Islam:Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah(Murajaah:Abu Ziyad) Walter S. Jones, Logika HI : Persepsi Nasional I, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992 “Second Observatory Report on Islamophobia: June 2008 to April 2009 ”, Organization of Islamic Conference, Damascus; 23-25 Mei 2009
102
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
INTERNET http://www.eramuslim.com/berita/gerakan-dakwah/islam-diamerika-sejarah-panjang-yang-terlupakan.htm http://www.salaam.co.uk/maktabi/Islamophobia.html http://international.okezone.com/read/2011/08/29/414/497703/ serang-as-al-qaeda-tidak-bertindak-sendiri http://www.beritaindonesia.co.id/mancanegara/tiga-kuncikampanye-obama http://www.hidayatullah.com/read/13080/24/08/2010/ketikaislamophobia-landa-amerika.html http://www.hidayatullah.com/read/13080/24/08/2010/ketikaislamophobia-landa-amerika.html http://www.voanews.com/indonesian/news/Obama-DukungPembangunan-Masjid-Dekat-Ground-Zero100690799.html
103
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islammancanegara/10/09/08/134095-pemerintah-amerikaserikat-tak-berdaya-cegah-pembakaran-alquran http://indonesia.faithfreedom.org/forum/pemicu-islamophobiaking-mengakar-dalam-film-film-80an-t43462/ http://www.suaramedia.com/berita-dunia/dunia-islam/40364pemicu-islamophobia-king-mengakar-dalam-film-film80an.html http://www.whitehouse.gov/news/release/2001/09/200109162.html http://www.esmonitor.com/2001/0919/p12s2-woeu.htm http://www.gpoaccess.gov/911/pdf/execsummary.pdf http://www.cnn.com/2003/US/Northeast/02/26/wte.bombing/ http://en.wikipedia.org/wiki/Battle_of_Mogadishu_%281993% 29 http://www.religioustolerance.org/reac_ter1.htm
104
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
http://www.christianpost.com/news/9-11-survey-manyamericans-uncomfortable-with-muslims-55229/; http://m.sltrib.com/sltrib/mobile/52537303-87/percentamericans-muslims-religious.html.csp; http://www.presstv.ir/detail/197964.html http://id.berita.yahoo.com/satu-dekade-9-11-muslim-dalamangka-140349528.html http://www.globalmuslim.web.id/2011/03/inilah-demokrasifbi-peras-muslim-jadi.html http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islammancanegara/11/12/20/lwi7ay-usir-2-muslim-daripesawat-garagara-pakaian-arab-berjenggot-pilotmaskapai-as-dituntut http://www.comm.cornell.edu/msrg/report1a.pdf http://www.suaramedia.com/berita-dunia/dunia-islam/29638riset-muslim-berjilbab-hadapi-diskriminasi-di-tempatkerja.html 105
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
http://www.jkmhal.com/print.php?sec=content&cat=9&id=611 1 http://myquran.org/forum/index.php?topic=28614.0 http://www.muslimdaily.net/berita/internasional/8021/islamoph obia-di-amerika-merambah-promosi-makanan http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=0&submit.y=0& submit=prev&page=1&qual=high&submitval=prev&fna me=/jiunkpe/s1/ikom/2008/jiunkpe-ns-s1-200851404116-9189-kompas_2007-chapter2.pdf http://m.arrahmah.com/read/2010/08/29/8943-media-assebarkan-islamophobia.html http://www.suara-media.com/2011/11/islamophobia-mediameredam-kekuatan.html http://www.theglobalreview.com/content_detail.php?lang=id&id=6332&type= 4 http://metronews.fajar.co.id/read/101800/19/iklan/index.php 106
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
http://www.hidayatullah.com/read/17357/03/06/2011/menyika pi-islamophobia-di-as-[2].html http://indonesian.irib.ir/fokus//asset_publisher/v5Xe/content/537d33f2-e3aa-43498015-d4c96026d66a http://www.globalmuslim.web.id/2012/01/politisi-as-muslimharus-tinggalkan.html http://ilmu.filsafat.ugm.ac.id/index.php?option=com_content& view=article&id=93:terorisme-dalam-kajian-filsafatanalitikarelevansinya-dengan-ketahanan nasional&catid=68:pemikiran&limitstart=3 www.pewresearch.org http://hidayatullah.com/read/18808/12/09/2011/survei:-orangamerika-tidak-suka-muslim.html http://www.fema.gov.id.mk.gd/pdf/emergency/nrf/nrfauthorities.pdf
107
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
PROFIL PENULIS Andi Azhar meraih gelar sarjananya di program studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Selepas sarjana, Andi melanjutkan studinya di Taiwan. Buku "Islamophobia di Amerika Serikat; Transformasi Isu dan Teori" merupakan karya pertama Andi yang ditulis selama kurang lebih satu tahun dengan menggunakan studi literatur yang komprehensif. Buku ini menjadi penanda atas keseriusan Andi dalam mengkaji isu-isu seputar terorisme dan Islamophobia yang menjadi fenomena global sejak peristiwa 9/11. Sebagai akademisi muda, Andi telah menunjukkan ketertarikannya dalam menganalisis dinamika hubungan internasional, khususnya yang berkaitan dengan Islam dan Barat. Ia aktif menulis dan mempublikasikan karyakaryanya di jurnal ilmiah, media massa, serta platform daring. Selain itu, Andi juga sering diundang sebagai pembicara dalam berbagai forum diskusi dan seminar terkait topik-topik yang menjadi fokus penelitiannya. Melalui buku ini, Andi berharap dapat mendorong upayaupaya konstruktif untuk meminimalisir prejudice dan diskriminasi terhadap komunitas Muslim. Karya ini diharapkan dapat menjadi referensi berharga bagi akademisi, peneliti, aktivis, serta pemerhati isu-isu keamanan dan hubungan internasional. 108
Islamophobia di Amerika Serikat ; Transformasi Isu dan Teori
109